Disabilitas Gigit Jari, Batik Ciprat Buatannya Gagal Untuk Seragam ASN Kabupaten Tegal

Disabilitas Gigit Jari, Batik Ciprat Buatannya Gagal Untuk Seragam ASN Kabupaten Tegal

Kepala UPTD LBK Dinas Sosial Kabupaten Tegal, Patriawati Narendra bersama 3 Komunitas Disabilitas saat ditemui-Yeri Noveli-jateng.disway.id

SLAWI, DISWAY JATENG - Bupati Tegal menerapkan kebijakan agar para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Tegal memakai produk batik ciprat, ecoprint dan kain goyor untuk seragam.

Kebijakan itu juga sudah diatur dalam Perbup Tegal yang dikeluarkan baru-baru ini.

Sedianya, batik ciprat untuk seragam ASN itu diprioritaskan produk dari Komunitas Disabilitas di Kabupaten Tegal. Namun sayangnya, mereka gagal karena harganya kalah bersaing dengan pihak lain. Praktis, kaum disabilitas pun kecewa dan gigit jari.

BACA JUGA:5 Pinjol yang Tidak Ada DC Lapangan 2023, Sudah Resmi Terdaftar OJK dan Bunga Rendah!

"Teman-teman disabilitas sangat kecewa. Mereka justru bersaing dengan orang-orang yang sehat, artinya bukan kaum disabilitas," kata Kepala UPTD Loka Bina Karya (LBK) Kabupaten Tegal, Patriawati Narendra bersama 3 Komunitas Disabilitas saat ditemui di kantor Dinas Sosial Kabupaten Tegal, Selasa 26 Septemberb2023.

Dia berharap, Pemkab Tegal agar memberikan perhatian atau prioritas terhadap difabel yang memproduksi batik ciprat. 

Sehingga, pemberdayaan difabel terus berlanjut dan tidak tergerus kompetitor lainnya diluar difabel 

BACA JUGA:Cara Menghindari DC Lapangan Shopee Paylater Agar Tidak Datang Kerumah, Cuma lakukan 3 Cara Ini!

"Mereka telah merusak harga pasaran dari produk batik ciprat," keluh Nana, sapaan akrab Patriawati Narendra ini.

Nana menegaskan, sesuai dengan amanah Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009, bahwa komunitas ini wajib difasilitasi dan diberikan perlindungan. Mestinya, kebijakan daerah harus bisa mengayomi komunitas disabilitas.

Nana yakin, bahwa kualitas batik ciprat yang ditawarkan oleh pihak lain, tidak sebagus produk dari kaum difabel. Harga yang ditawarkan juga sangat murah dari pasaran.

BACA JUGA:Parah! 864,5 Hektare Hutan Lindung Beralih Jadi Lahan Pertanian

"Jika sekarang diserahkan kepada pasar bebas atau umum akan tetapi tidak melihat pemberdayaan warga disabilitas, saya sangat kecewa, karena kami sudah merintis pemberdayaan warga disabilitas di desa Dukuhsalam dan Desa Bulakpacing sudah jatuh bangun melalui bantuan dari Kementerian Sosial," bebernya.

Nana mengaku, saat ini pihaknya telah membina 3 komunitas disabilitas dalam memproduksi batik ciprat. Bahkan, Pemerintah Desa Bogares Kidul Kecamatan Pangkah juga mendukung adanya disabilitas di desanya yang memproduksi batik ciprat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jateng.disway.id