Napak Tilas Roekmini Penjaga Nyala Penerus RA Kartini, Pembuka Lembaran Sejarah Perjuangan Perempuan Jepara
Seminar Kebangsaan dan Bedah Buku berjudul Roekmini Kisah yang Terlupakan di Pendopo RA Kartini Jepara--
JEPARA, diswayjateng.com - Sejarah perjuangan perempuan Jepara kembali dihidupkan melalui Seminar Kebangsaan dan Bedah Buku berjudul "Roekmini: Kisah yang Terlupakan" yang digelar di Pendopo R.A. Kartini Jepara.
Napak tilas Roekmini melalui seminar kebangsaan dan bedah buku ini, menjadi momentum penting membuka kembali lembaran sejarah perjuangan perempuan setelah Kartini. Khususnya kiprah Roekmini sebagai motor pendidikan perempuan di Jepara.
Seminar membedah peran RA Kartini, menghadirkan sejumlah narasumber yaitu Dr. Peter Carey dan Melissa Sunjaya. Selain itu, Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Undip yang juga pemerhati budaya, dan pegiat pendidikan asal Jepara, Prof Dr Alamsyah.
Bupati Jepara Witiarso Utomo menyampaikan kegiatan ini tak sekadar diskusi intelektual saja. Namun sebuah langkah strategis mengembalikan ingatan sejarah Jepara dan peran besar perempuan asal Kota Ukir dalam perjalanan bangsa.
“Ini adalah hari yang istimewa. Di pendopo ini, kita menandai langkah penting dalam sejarah kebudayaan daerah kita, peluncuran gagasan dan pembacaan ulang sejarah melalui seminar dan bedah buku Roekmini: Kisah yang Terlupakan,” ujar Witiarso pada Minggu (29/11/2025).
Witiarso menyebut bahwa Roekmini bukan hanya nama yang menyertai Kartini. Namun ia sosok dengan kontribusi nyata bagi kemajuan pendidikan perempuan.
Roekmini juga turut mendirikan sekolah perempuan. Kemudian membangun jaringan sosial dengan berbagai kalangan dan menggerakkan organisasi pendidikan.
“Kartini menyalakan api dan Roekmini menjaga nyala itu agar tetap hidup. Kini kita melihat Roekmini bukan hanya sebagai ‘adik Kartini’, tetapi sebagai tokoh yang membangun institusi, praktik pendidikan, dan organisasi sosial,” terang Witiarso.
Bupati Witiarso menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Jepara berkomitmen menjadikan Museum Kartini sebagai pusat studi perempuan Indonesia.
“Harapannya, inspirasi perempuan yang lahir di sini dapat kembali dirasakan dan menjadi teladan generasi berikutnya,” ungkapnya.
Pengembangan Museum Kartini
Sementara itu, anggota DPR RI Lestari mengungkapkan kegiatan ini merupakan buah dari diskusi bersama Bupati Jepara mengenai masa depan Museum Kartini.
“Ide kegiatan ini sebenarnya datang dari pak bupati. Saat membangun kembali Museum Kartini, beliau ingin memastikan museum ini memiliki makna, bukan sekadar tempat menyimpan koleksi,” jelasnya.
Awalnya Lestari menemukan buku terkait Roekmini dan mendiskusikannya dengan Bupati Witiarso. Kemudian akhirnya lahir gagasan mengundang penulis dan para ahli untuk membuka ruang diskusi publik.
“Roekmini mungkin hanya dikenal sebagai nama jalan atau catatan kecil sejarah. Padahal pemikirannya sangat besar dalam perjuangan perempuan. Maka acara ini penting untuk mengenali kembali tokoh yang terlupakan,” tambahnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
