Transformasi Sekolah di Semarang Jadi Ruang Hijau Multifungsi, Murid Pamer Proyek Ketahanan Iklim

Transformasi Sekolah di Semarang Jadi Ruang Hijau Multifungsi, Murid Pamer Proyek Ketahanan Iklim

Najla Maulidina dari SD Negeri 01 Gebangsari mengusung projek Proklasih Unta, yaitu program pengelolaan air bersih untuk tanaman pada pameran OASIS Schoolyards Semarang di Balai Kota Semarang, Kamis 12 Juni 2025.--Wahyu Sulistiyawan

SEMARANG, diswayjateng.id – Sebanyak lima Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah di Kota Semarang berhasil menyelesaikan pendampingan dalam program OASIS Schoolyards Semarang.

Program OASIS ini berfokus pada peningkatan ketahanan terhadap perubahan iklim serta transformasi ruang terbuka sekolah menjadi area hijau multifungsi.

Berbagai produk kreatif hasil proyek ketahanan terhadap perubahan iklim karya para murid dipamerkan di Hall Balai Kota Semarang. 

Adapun lima sekolah yang berhasil menyelesaikan pendampingan OASIS Schoolyards Semarang ini adalah MI Darul Ulum, MI Mirfa’ul Ulum, SDN Gebangsari 01, SDN Kaligawe, dan SD Marsudirini Gedangan.

BACA JUGA:Lima Sekolah di Semarang Sukses Wujudkan Sekolah Ramah Iklim dan Ruang Terbuka Hijau Multifungsi

BACA JUGA:PPG Unnes Ciptakan Wayang Suket sebagai Media Pembelajaran TK yang Edukatif dan Ramah Lingkungan

Siswi SD Marsudirini, Rachel Adelina, mengatakan bahwa dalam program pendampingan OASIS Schoolyards Semarang, mereka membuat proyek ketahanan perubahan iklim berupa pembuatan pupuk kompos dari daun-daun yang terdapat di halaman sekolah.

"Proyek kami dari kelas 5 dan 6 membuat pupuk kompos dari daun yang berguguran. Karena di sekolah kami banyak pohon, daripada daunnya dibakar, lebih baik dijadikan pupuk. Dari pohon kembali ke pohon," terangnya kepada wartawan diswayjateng.id, Kamis, 12 Juni 2025.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sebelum memulai proyek tersebut, mereka telah melakukan pengamatan dan wawancara dengan sejumlah pakar.

"Sebelumnya kami melakukan pengamatan tentang cara pembuatan pupuk kompos dan wawancara dengan sejumlah pakar. Akhirnya, kami membuat sendiri dengan memanfaatkan daun-daun yang berguguran di halaman sekolah," ujarnya.

BACA JUGA:Kejurnas UTC Junior Championship 2025, Unnes Semarang Gelar Turnamen Tenis Lapangan untuk Bibit Atlet Muda Nas

BACA JUGA:DPRD Kabupaten Semarang Rekomendasi Percepatan Transformasi Tata Kelola Pemerintahan

Selain itu, sejumlah karya dari kelas 1 hingga 4 juga dipamerkan dalam stan tersebut.

"Adik-adik kelas membuat berbagai kerajinan dari bahan tidak organik, seperti tempat sampah dari kardus, hiasan kupu-kupu dari plastik makanan ringan, dan daur ulang plastik menjadi tempat pensil," jelas Rachel.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: