Dianpinsat Kwarran Batang, Saat Penegak Diajari jadi Pemimpin hingga Jinakkan Ular

Menu pagi, siang, dan malam sepenuhnya dikelola oleh peserta sebagai bagian dari pendidikan kemandirian.  

Dapur perkemahan menjadi ruang belajar tanggung jawab, kerja sama, dan pengambilan keputusan. Dari kompor sederhana, nilai kepemimpinan justru tumbuh nyata.  

Dianpinsat Kwarran Batang juga menghadirkan materi kreatif seperti pembuatan vlog dan melukis. Kegiatan ini memberi ruang ekspresi sekaligus melatih komunikasi visual generasi muda.  

Materi unik lainnya datang dari komunitas penjinak ular atau snake hunter asal Pekalongan. Peserta dikenalkan jenis-jenis ular, risiko gigitan, serta cara menghindari bahaya di alam terbuka.  

Selain itu, Damkar turut hadir memberikan pengenalan APAR dan praktik pemadaman api ringan. Pengenalan kebencanaan menjadi bekal penting bagi Penegak yang kerap beraktivitas di alam terbuka.  

Nur Nasetia Nugroho menilai pengetahuan ini krusial agar peserta memahami risiko dan mampu bersikap aman.  

“Harapannya Adik-adik tahu teknik dan bahayanya, sehingga minimal bisa menghindari risiko di lapangan,” jelasnya.  

Sulistia Wardani dari pangkalan MAN 1 Batang mengaku mendapatkan banyak pelajaran berharga.  

“Selama tiga hari kami mendapat pelatihan kepemimpinan dan manajemen organisasi,” ujar Sulistia. Ia menyebut materi yang disampaikan kakak-kakak pembina mudah dipahami dan aplikatif.  

“Ilmu yang saya dapat insyaallah akan saya terapkan ke anggota ambalan saya,” katanya. Menurutnya, kegiatan Damkar dan penjinak ular menjadi pengalaman berkesan yang sulit dilupakan.  

Dianpinsat Kwarran Batang tidak berhenti sebagai agenda tahunan semata. Kegiatan ini menjadi investasi karakter bagi calon pemimpin muda di sekolah dan masyarakat.  

Interaksi lintas pangkalan memperkuat jejaring sosial dan kemampuan bersosialisasi peserta. Nilai disiplin, tanggung jawab, dan kemandirian ditanamkan secara alami.  

Sumber: