"Kita operasi sore, mereka balapan dini hari. Kita razia malam, mereka muncul siang. Nggak ada habisnya," ujarnya.
Aaf, sapaan akrabnya menyatakan bahwa di sekitar area balap liar akan dibangun rumah sakit hingga kolam renang.
"Harapannya bisa berkurang setelah dibangun,"jelasnya.
Polres Pekalongan Kota pun tak tinggal diam.
Walikota pun menambahkan bahwa sebagian besar pelaku ternyata bukan warga Kota Pekalongan.
"Ini yang lebih bikin miris. Anak-anak dari luar kota juga banyak," tandasnya.
Pemkot pun tengah mengkaji kemungkinan membangun fasilitas seperti sirkuit.
Namun, semuanya butuh waktu, biaya, dan sinergi yang kuat.
Kasatlantas Polres Pekalongan Kota, AKP Yuna Ahadiyah, menegaskan patroli telah ditingkatkan di lokasi-lokasi rawan.
"Tiap malam kami bolak-balik di exit tol, sampai jam 11 lebih patroli terus," katanya.
Namun, ia juga mengeluhkan minimnya partisipasi masyarakat dalam melaporkan insiden yang terjadi.
"Sudah tiga kali kejadian, tapi tidak ada laporan resmi masuk," jelasnya.
Lebih parahnya lagi, saat ada korban kejang-kejang di tempat, kejadian itu juga tidak dilaporkan secara formal.
"Saya bahkan sampai keluarkan dalmas untuk membubarkan. Tapi ya itu, mereka pintar ngumpet," lanjutnya.
AKP Yuna meminta masyarakat, termasuk orang tua, untuk lebih aktif mengawasi anak-anak mereka.
Apalagi banyak pelaku yang masih usia pelajar dan tak punya SIM."Ini bukan cuma tugas polisi. Butuh sinergi semua pihak, termasuk warga dan orang tua," katanya