Kampung Seni Tegal Pentaskan Lakon Awak Abang di Jakarta

Selasa 11-02-2025,15:50 WIB
Reporter : K Anam Syahmadani
Editor : Rochman Gunawan

BACA JUGA:Malam Jumat Kliwon di Batang, Ajang Para Seniman Tampil di Pentas Seni Tradisional

BACA JUGA:Pentas Seni Menyambut Kelahiran Yesus Kristus pada Perayaan Natal di Gereja St Theresia Bongsari Semarang

Terkait dengan konsep, Seful menyampaikan menyuguhkan konsep pertunjukan yang unik dan lain daripada yang lain, dengan menghadirkan panggung tengah yang bukan merupakan panggung utama.

Berukuran 4x4 meter berbentuk kubus. Semua aktor bermain di dalam kubus berukuran 4x4 meter, di mana kubus tersebut terbuat dari kertas koran. 

Untuk penonton dibuat melingkar atau mengikuti ukuran kubus tersebut. Kubus tersebut diberi lubang berukuran mata penonton, atau mata kamera untuk penonton menyaksikan pertunjukan yang dipentaskan.

“Jadi bisa dikatakan bahwa penonton menyaksikan pertunjukannya dengan cara mengintip di lubang-lubang kubus yang telah disediakan setiap sisinya,” ujar Seful.

BACA JUGA:SD Negeri Mintaragen 3 Kota Tegal Adakan Pentas Seni

BACA JUGA:Pentas Seni dan Penglepasan Siswa Kelas VI

Seful mengutarakan konsep pertunjukan Awak Abang tidak menggunakan lampu seperti biasanya, seperti pertunjukan teater pada umumnya. Penerangan atau tata cahaya menghadirkan sentir atau lampu api kecil yang tergantung di sembilan titik di dalam kubus.

Dia berpendapat ini menjadi hal lain, baik dari sisi tata cahaya dalam pertunjukan teater.

Menurut Seful yang merupakan pendiri Dokkar Puppet Theatre, dengan penonton yang menyaksikan melalui cara mengintip di lubang.

Menjadi tawaran baru agar antara penonton dengan aktor lebih dekat dan penonton akan fokus dalam hal pandangannya, dalam menyaksikan setiap adegan, tanpa terpengaruh dari penonton lain di sampingnya. 

BACA JUGA:Pekan Kebudayaan Daerah Usung Tradisi Lokal Pati ke Pentas Dunia

BACA JUGA:Teater Gema UPGRIS Angkat Isu Pola Asuh Obsesif dalam Pentas Akhir Tahun

Sebab biasanya, penonton teater kerap terganggu denggan penonton lain yang sibuk sendiri, baik bermain telepon genggam maupun mengobrol. Dengan konsep seperti ini, penonton akan fokus menonton melalui lubang-lubang koran yang telah disediakan.

“Bahkan ada pula penonton yang melubangi sendiri, karena lubangnya terlalu kecil. Ini menjadi menarik menurut saya,” tutur Seful.

Kategori :