Mba Ita Menangis Saat Sidang DPRD Penetapan Wali Kota Semarang yang Baru, Titip PR Masalah Banjir

Selasa 30-11--0001,00:00 WIB
Reporter : Wahyu Sulistiyawan
Editor : Wawan Setiawan

SEMARANG, diswayjateng.id - Suara berat terdengar dari Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu yang akrab disapa Mba Ita saat memberikan sambutan terakhir pada sidang Paripurna DPRD Kota Semarang pada Jumat, 7 Februari 2025.

Mba Ita sempat menangis dan menghentikan sambutannya, karena tidak kuasa menahan kesedihan, karena acara ini merupakan sidang terakhirnya menjabat sebagai Wali Kota Semarang periode 2021-2026.

Pada sidang paripuran tersebut membahas terkait Pengumuman Akhir Masa Jabatan Wali Kota Semarang Masa Jabatan Tahun 2021-2026 dan Pengumuman Penetapan Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang Terpilih Pada Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang Tahun 2024 serta Uulan Pemberhentian Wali Kota Semarang Masa Jabatan Tahun 2021-2026 dan Usulan.

Pada kesempatan tersebut, Mba Ita memohon pamit kepada para anggota DPRD Kota Semarang dan meminta maaf kepada OPD.

BACA JUGA: Sah! KPU Tetapkan Paslon Terpilih Wali Kota Semarang, Akan Dilantik Presiden Pada 20 Februari Mendatang

BACA JUGA: KPU Jateng Tetapkan Ahmad Luthfi – Taj Yasin sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih


"Saya mohon maaf selama 9 tahun tentu ada hal-hal yang membuat bapak ibu tersinggung, saya akan tetap selalu bersama-sama kota Semarang kota bagian dari yang tidak terpisahkan selama ini," ujar Mba Ita. 

"Mungkin selama ini ada ada image mungkin galak gitu tetapi ini adalah bagaimana agar kota Semarang seperti sekarang ini, tidak ada kepemimpinan yang mungkin merasa paling sempurna,"tambahnya.

Selain itu, Mba Ita juga menitipkan beberapa Pekerjaan Rumah (PR) yang belum terselesaikan, yakni masalah banjir yang masih menjadi problematik Kota Semarang.

"Saya menitipkan PR yang masih belum terselesaikan mengenai banjir di wilayah kaligawe,"katanya.

Menurutnya, meskipun itu semua kewenangan dari BBWS Pemali Juana, namun Pemerintah Kota Semarang juga tidak tinggal diam.

Yang menjadi permasalahan, tambahnya, kondisis pompa dari kali tenggang, kali sringin dan kali waru ada beberapa yang mengalami kerusakan.

Namun demikian, menurutnya, karena saat ini ada Inpres 1 2025, namun normalisasi kali tenggan inti tidak terkena dampak efisiensi dari kementrian, sehingga anggaran negara donor National Urban Flood Resilience Project (NUFReP) melalui Action Development Bank (ADB).

"Lelang sudah selesai, tinggal tanda tangan kontrak dan normalisasi kali tenggang bisa diproses, dan juga nanti kali Plumbon ini juga termasuk di NUFReP. Kemudian pengelola limbah domestik sebesar 3,1 triliun juga tidak terkena dampak efisiensi dari Kementerian," jelasnya.

Kategori :