PONOROGO, diswayjateng.id – Sebanyak 50 mahasiswa Universitas Darussalam (Unida) Gontor akan melaksanakan kuliah kerja nyata Internasional (KKNI) di dua negara. Yakni Saudi Arabia dan Malaysia.
Para mahasiswa program S1 semester VI Unida Gontor itu rencananya akan diberangkatkan untuk menjalankan kegiatan utama, mengajarkan studi Islam. KKNI itu bekerjasama dengan sekolah-sekolah setempat. Perwakilan Bagian Publikasi KKNI Unida Gontor, M Rizan Ramadhan mengungkapkan KKNI ke-36 ini akan berlangsung mulai 22 Februari 2024 hingga 25 Maret 2025 mendatang. Pesertanya merupakan mahasiswa dari berbagai fakultas ushuluddin, tarbiyah, syariah, ekonomi dan manajemen, serta humaniora. “Kegiatan ini telah memasuki tahap persiapan dengan diadakannya pertemuan KKNI pada, Selasa 14 Januari 2025. Dalam pertemuan tersebut, dilakukan koordinasi antara dosen pembimbing, perwakilan sekolah dan tim mahasiswa,” kata M Rizan. Diskusi mengenai persiapan KKNI, imbuh Rizan, mencakup gambaran umum program kerja, kondisi dan sarana prasarana di lokasi yang akan dikunjungi, serta persiapan teknis untuk pelaksanaan kegiatan. BACA JUGA: Insip Gelar Dialog Budaya dan Islam Bersama Universitas di Novi Pazar Serbia BACA JUGA: Kesal Buruknya Server Kampus, Mahasiswa Universitas Muria Kudus Berunjuk Rasa Segel Gedung LSI Kerja sama dengan SIM Pada pertemuan persiapan KKNI Universitas Darussalam Gontor ke-36, disepakati adanya kerja sama dengan Sekolah Indonesia Makkah (SIM). Ustaz Yoke Suryadarma dan Ustazah Novi Rizka Amalia sebagai dosen pembimbing dari Unida Gontor, serta Mustafa mewakili SIM, menyatakan komitmennya untuk mendukung kegiatan tersebut. Mustafa menegaskan, pihaknya telah melakukan koordinasi agar kegiatan tersebut selaras dengan kalender akademik sekolah, sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran yang berlangsung. “SIM yang sebelumnya merupakan hotel, kini telah diubah menjadi sekolah dengan kapasitas sekitar 10 siswa per kelas,” katanya.KESEPAKATAN - Pada pertemuan persiapan KKNI Universitas Darussalam Gontor ke-36 menyepakati adanya kerja sama dengan Sekolah Indonesia Makkah (SIM).-- Di sisi lain, Ustaz Yoke, sebagai dosen pembimbing, menekankan pentingnya efisiensi dalam pelaksanaan program. Pengelolaan waktu dan sumber daya sangat diperlukan agar kegiatan di Jeddah dan Makkah dapat berlangsung baik. BACA JUGA: Festival Balon Unikal Ramaikan Lapangan Mataram di Puncak Dies Natalies ke-43 Universitas Pekalongan BACA JUGA: Rektor Universitas Muria Kudus Pamer Kualitas Tenaga Ahli Hukum di Hadapan Hakim MK "Kami merencanakan kegiatan di setiap lokasi dengan fokus pada kebutuhan spesifik, sambil mempertimbangkan aspek transportasi dan akomodasi," ungkap Yoke. Sementara Ustazah Novi menambahkan, pelaksanaan KKNI mencakup beberapa fokus utama, seperti pengajaran akademik, pengembangan soft-skill, penyelenggaraan workshop atau seminar oleh dosen, serta kegiatan keakraban. “Kegiatan lomba dan festival akan dilaksanakan, serta akan ada sudut spiritual yang menampilkan kutipan-kutipan inspiratif di berbagai lokasi di SIM,” ungkapnya. Ia menekankan sinergi antara tim KKN dan pihak sekolah sangat penting agar program dapat berjalan baik dan memberikan manfaat optimal bagi semua pihak. BACA JUGA: Berobsesi Jadi Kampus Islam Dunia, IAIN Kudus Kolaborasi Universitas di Amerika BACA JUGA: UPS Tegal Komitmen Wujudkan Universitas Bertaraf Internasional Tentang Unida Gontor Ponorogo Universitas Darussalam Gontor adalah institusi pendidikan yang menerapkan sistem asrama untuk mendukung proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Dalam lingkungan ini, Bahasa Arab dan Inggris digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pengajaran serta komunikasi antara dosen dan mahasiswa. Sistem asrama juga memfasilitasi berbagai aktivitas keilmuan, kerohanian dan kewirausahaan yang berkontribusi pada pembentukan komunitas dan tradisi akademik yang kuat. Unida Gontor didirikan berdasarkan visi tiga ulama, yakni KH Ahmad Sahal, KH Zainuddin Fannani, dan KH Imam Zarkasyi, yang dikenal sebagai Trimurti.
TRIMURTI - Unida Gontor didirikan berdasarkan visi tiga ulama, KH Ahmad Sahal, KH Zainuddin Fannani dan KH Imam Zarkasyi yang dikenal sebagai Trimurti. --ISTIMEWA Sejak 1963, institusi ini mulai mendirikan Institut Pendidikan Darussalam (IPD) yang memiliki dua fakultas, Ushuluddin dan Tarbiyah. Pada 1994, Fakultas Syariáh didirikan dan kemudian berganti nama menjadi Institut Studi Islam Darussalam (ISID). Dua tahun setelahnya, tepatnya pada 1996, ISID pindah ke kampus baru di Siman, Ponorogo. Pada 2013, ISID resmi bertransformasi menjadi Universitas Darussalam Gontor setelah mendapatkan Surat Keputusan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan nomor 197/E/O/2014 pada tanggal 4 Juli 2014. BACA JUGA: 15 Universitas Terbaik di Jawa Tengah Versi Webometrics, Nomor 1 Masuk ke 10 Besar Nasional! BACA JUGA: Tak Hanya Unsoed Saja, Inilah 4 Universitas Terbaik di Banyumas Versi Edurank 2023 Loh, Apa Saja Ya? Saat ini, Unida Gontor menawarkan program pendidikan Sarjana S1 dengan tujuh fakultas dan 18 Program Studi yang telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN). Selain itu, terdapat juga program Pascasarjana (S2) dengan beberapa Program Studi Magister, yaitu Aqidah dan Filsafat Islam, Pendidikan Bahasa Arab, serta Hukum Ekonomi Syariah, dan program Doktoral yang hanya memiliki satu Program Studi, yaitu Aqidah dan Filsafat Islam.