diswayjateng.id - Kesenian tradisional di Jawa Tengah merupakan bagian dari keragaman budaya Indonesia. Setiap daerah di tanah air ini memiliki kesenian tradisional yang unik. Salah satu wilayah yang kaya akan kesenian tradisional adalah Jawa Tengah.
Dari Sabang hingga Merauke, setiap daerah memiliki keunikan budaya, termasuk di Pulau Jawa. Pulau Jawa khususnya dikenal dengan beragam kesenian tradisional di Jawa Tengah yang mencerminkan warisan budayanya.
Jawa Tengah dikenal sebagai "jantung" budaya Jawa, yang tidak terlepas dari pengaruh kuat Keraton Surakarta. Mari simak dan baca sampai selesai ya!
Kesenian Tradisional di Jawa Tengah
Berdasarkan informasi dari IDN Times, berikut adalah beberapa kesenian tradisional di Jawa Tengah yang patut untuk diketahui.
1. Macapat
Macapat adalah bentuk puisi dalam sastra Jawa yang memiliki aturan penulisan tertentu, diatur oleh ikatan guru gatra (jumlah baris), guru lagu (intonasi akhir baris), dan guru wilangan (jumlah suku kata per baris).
Karya ini mengandung pesan moral yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat. Sayangnya, saat ini banyak masyarakat Jawa yang kurang mengenal Macapat. Namun, kesenian ini masih dapat ditemukan di beberapa daerah di Jawa Tengah, seperti Klaten.
BACA JUGA:10 Fakta Unik Jawa Tengah yang Jarang Diketahui Banyak Orang
BACA JUGA:Jenis Rumah Adat Jawa Tengah yang Menarik dan Penuh Makna
2. Sendratari Ramayana
Berdasarkan infobudaya.net, Sendratari Ramayana adalah sebuah pertunjukan yang menggabungkan elemen tari dan drama tanpa dialog. Acara ini biasanya diadakan pada musim kemarau.
Cerita yang ditampilkan diambil dari epik Ramayana, yang menceritakan perjalanan Rama dalam usaha menyelamatkan istrinya, Sinta, yang diculik oleh Rahwana, raja dari Negara Alengka. Pertunjukan Sendratari Ramayana telah rutin dilaksanakan sejak tahun 1961 hingga saat ini, dan biasanya berlangsung di sekitar Candi Prambanan.
3. Tari Kuda
Kesenian Kuda Lumping menggambarkan para prajurit yang menunggangi kuda, meskipun kuda yang digunakan bukanlah kuda asli, melainkan anyaman yang menyerupai kuda dan biasanya terbuat dari bambu.
Tarian ini memiliki unsur magis, di mana beberapa penari sering kali mengalami kesurupan akibat ritual yang menyertainya. Selain itu, terdapat atraksi ekstrem selama pertunjukan, seperti memakan pecahan beling, berjalan di atas kaca, dan aksi berbahaya lainnya. Secara keseluruhan, tarian ini melambangkan semangat kepahlawanan para prajurit yang berperang di atas kuda.
4. Begalan
Begalan adalah tradisi yang umum dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Banyumas menjelang pernikahan. Kesenian ini menggabungkan seni tutur atau lawak dengan tarian yang diiringi alat musik seperti gending. Tradisi ini diyakini memiliki kekuatan magis, berakar dari kisah seorang pangeran yang berhasil mengalahkan pelaku begal raksasa.