TEGAL, jateng.disway.id - Kendati disibukkan dengan pekerjaan sehari-hari, pedagang di Pantai Pulo Kodok mencontohkan berkegiatan positif tidak harus terhenti. Setiap Selasa, pedagang yang menggantungkan hidupnya di pesisir pantai wilayah Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, mengadakan pengajian yang diselenggarakan di warung secara bergiliran.
Lantunan ayat suci Alquran terdengar dari Warung Senja tatlaka sang surya mulai beranjak meninggi. Tempat duduk yang biasanya digunakan pengunjung Pantai Pulo Kodok untuk menikmati indahnya pemandangan Laut Jawa, dipenuhi ibu-ibu berkerudung. Mereka adalah para pedagang yang tengah mengikuti pengajian.
Setelah lantunan ayat suci usai, Tuty Alawiyah, 56, mengisi pengajian tentang Surat Al Baqarah Ayat 81-85. “Allah menegaskan pada umatnya agar jangan seperti kaum Bani Israil yang suka ingkar janji. Orang yang suka ingkar janji akan mendapatkan azab atau hukuman dari Allah yang berlipat kerasnya,” kata Tuty memberikan siraman rohani kepada para pedagang.
Tuty yang sekarang merupakan Dosen Ilmu Syariah Universitas Muhammadiyah Tegal adalah penggagas pengajian tersebut. Enam bulan lalu, Pengajian Pedagang Pantai Pulo Kodok atau Pengajian P3K hanya diikuti dua pedagang, yakni Tanefri, 59 dan Kardiyah, 60. Sekarang, pesertanya mencapai tiga puluh lima pedagang, tidak hanya pedagang warungan, namun juga asongan.
BACA JUGA:Pedagang Tradisional Keluhkan Sepinya Pasar di Tengah Kampanye Cagub Jateng
Tuty mengaku tergerak untuk mengadakan pengajian di Pantai Pulo Kodok karena dirinya tumbuh besar di kawasan pesisir. Sehingga, Anggota DPRD Kota Tegal 2014-2019 itu tahu benar warga yang hidup di pesisir pantai memiliki tantangan kehidupan yang lebih keras. Karena itu, perlu lebih mendekatkan diri kepada Allah.
Dalam pengajian yang diadakan seminggu sekali setiap Selasa dan berlangsung selama dua jam yang dimulai pukul sepuluh pagi ini, Tuty ingin berbagi ilmu dan belajar bersama pedagang. Pengajian ini bertujuan untuk menjaga antara dunia dan akhirat. “Jika tidak dijaga keseimbangan dunia dan akhiratnya, maka akan hampa,” ucap Tuty.
Istri dari Ketua PDM Kota Tegal dr Wahyu Heru Triyono ini bersyukur pedagang di Pantai Pulo Kodok telah memiliki kesadaran untuk menghadiri pengajian dan semakin mencintai Alquran. Artinya, mereka sekarang tidak hanya mementingkan urusan duniawi, namun juga akhiratnya. Saat ini, telah terkumpulnya kas secara mandiri dan peserta pengajian sudah memiliki pakaian seragam.
Pengajian ini juga dibantu ibu-ibu Pengurus Cabang Aisyiyah Tegal Timur 2 dan Ranting terdekat secara bergiliran.
BACA JUGA:Pedagang Pasar Trayeman Kabupaten Tegal Keberatan dengan E-Retribusi, Kenapa?
BACA JUGA:Penataan Pedagang Pasar Trayeman Kabupaten Tegal Kondusif
Tidak hanya membaca ayat suci Alquran dan mendengarkan kajian, pengajian juga biasanya diisi dengan pelatihan seperti pelatihan menyajikan dagangan yang baik dan sehat, cara mengolah makanan yang benar dan halal, membuat kemasan produk, dan penyajian yang rapi, serta tips menerima pengunjung. Selain itu, pernah diadakan lomba memasak.
Kegiatan positif para pedagang Pantai Pulo Kodok rupanya telah sampai ke telinga pedagang Pantai Komodo dan Pantai Batamsari. Mereka meminta diadakan pengajian yang sama. “Maka, komitmen saya dan teman-teman membuat program Pesisir Mengaji untuk pedagang sepanjang pesisir yang ingin belajar mengaji bersama,” ungkap Tuty.
Sementara itu, Tanefri mengaku pedagang merasakan manfaatnya mendapatkan siraman rohani dalam pengajian ini. Terlebih, pengajian diadakan di warung sehingga tidak banyak menyita waktu pedagang. Sekarang antarpedagang tidak lagi memiliki kecemburuan sosial dan rasa saling bersaing. Pedagang justru saling membutuhkan satu sama lain.