Riswanto mengatakan, zaman dulu warga desa ini kebingungan memilih sesepuh yang akan dijadikan kepala desa. Kemudian, datanglah Adipati Pemalang, Adipati Reksodiningrat (Kanjeng Pontang) pada tahun 1825.
"Saat itu beliau datang untuk menyelesaikan masalah soal siapa yang akan menjadi pemimpin desa. Dalam perjalanan, ia melihat sesepuh warga sedang tandur (menanam) di sawah," jelas Riswanto.
Kemudian, Adipati langsung menunjuk lelaki sepuh yang dianggap bijaksana itu untuk memimpin desa. Saat ditunjuk jadi lurah, sesepuh itu hanya mengenakan cawing tali (kain penutup kemaluan yang diberi tali). Sehingga dia disebut Ki Lurah Cawing Tali yang menjabat pada kurun 1825-1847. "Cawing Tali nama lurahnya, kemudian desanya disebut dengan singkatan Cawet, dari kata cawing dan tali," ungkapnya.
Demikian penelusuran tentang lima daerah unik di Jawa Tengah. Semoga bermanfaat.(*)