Dalam bahasa Jawa, jeblog memiliki arti becek atau berlumpur. Istilah jeblog juga sering disematkan untuk menyebut prestasi yang jelek. "Di sini ini daerah rawa, kata orang tua-tua dulu. Karena becek, berawa-rawa dan berair dinamakan Jeblog," kata warga desa setempat, Abdul Ngalim.
Tanah desanya, sambung Abdul Ngalim, awal mulanya tanah OG (government) milik kolonial Belanda. Di utara desa yang merupakan wilayah Desa Ponggok, kata Ngalim, dulunya ada pabrik gula dan sebagian desanya untuk pembuangan limbah tetes. Kondisi itu membuat desanya pada masa lalu selalu becek dan dinamakan jeblog.
Namun, air yang melimpah membuat desanya relatif makmur dibandingkan daerah lain. Sektor pertanian, perikanan dan pariwisata menjadi andalan tetapi pertanian yang paling dominan.
3. Dusun Setan
Ada satu dusun di Kabupaten Magelang Jawa Tengah yang punya nama unik. Namanya Dusun Setan. Dusun Setan termasuk dalam wilayah administrasi Desa Candiretno, Kecamatan Secang.
Menurut salah satu tokoh masyarakat setempat, Aminatun (70), Dusun Setan zaman dulu dihuni para penganut Hindu dengan nama Hindustan. Seiring perkembangan waktu, mereka berganti menjadi penganut agama Islam.
"Kemudian Hindu-nya dihilangkan, tinggal Stan. Itu cerita dari kakek moyang kami," ungkap Aminatun yang biasa dipanggil Mbah Gemi itu. Namun tidak diketahui secara persis kapan nama Hindustan berubah menjadi Stan, sehingga orang-orang biasa mengucapkannya Sêtan. "Hanya cerita yang diperoleh secara turun-temurun," imbuh dia.
BACA JUGA:Mengenal Sejarah dan Budaya Jawa Tengah di Museum Ranggawarsita Semarang
4. Dusun Sambo
Dusun Sambo ini tepatnya berada di Desa Podosoko, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Nama dusun ini banyak dibicarakan sejak mencuatnya kasus pembunuhan yang melibatkan Irjen Ferdy Sambo.
Tentu saja, dusun itu tidak memiliki kaitan apapun dengan mantan Kadiv Propam Polri tersebut. Sekretaris Desa Podosoko, Kuwato menceritakan, pada masa penjajahan Belanda ada seorang musafir yang menyebarkan agama Islam. Seorang musafir tersebut bernama Wiro Sambo. Kemudian, nama Sambo tersebut dipakai sebagai nama dusun.
"Seorang musafir yang dulu konon bernama Wiro Sambo sekitar tahun 1700-an. Musafir yang masuk dusun sini yang belum ada nama, tapi seorang musafir itu namanya Wiro Sambo. Terus setelah masuk sini dipakai untuk nama dusun. Terakhir Wiro Sambo berganti nama Kiai Wikono," tutur pria yang juga keturunan kedelapan dari Wiro Sambo tersebut.
BACA JUGA:5 Minuman Khas dan Unik di Jawa Tengah, Apa Saja?
5. Desa Cawet
Desa Cawet di Kecamatan Watukumpul. Cawet adalah nama sebuah desa di Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Desa ini berada sekitar 50 kilometer dari pusat kota Pemalang.
Menurut Kepala Seksi Pemerintah Desa Cawet, Riswanto ada sejarah yang melatarbelakangi nama Desa Cawet. Nama cawet diambil dari kata cawing dan tali. Cawing artinya kain penutup (kemaluan) dan tali merupakan pengikat celana," kata Riswanto.