Kudus Torehkan Sejarah Perfilman, Gelar FFAB 2025 Tingkat Nasional

Konferensi pers Festival Film Anak Bangsa (FFAB) 2025 di Kudus yang bakal diikuti ratusan peserta dari 18 provinsi di Indonesia-arief pramono/diswayjateng.id-
KUDUS, diswayjateng.id- Kabupaten Kudus mencetak sejarah baru dalam dunia perfilman nasional dengan menggelar Festival Film Anak Bangsa (FFAB) tahun 2025. Ajang kompetisi film pendek tingkat nasional ini, untuk pertama kalinya diadakan di Kota Kretek.
Mengusung tema “Air Mata Air”, festival ini dimulai sejak 1 Januari dan mencapai puncaknya pada malam penganugerahan tanggal 17 Mei 2025.
Tema “Air Mata Air” diangkat sebagai refleksi atas pentingnya peran air dalam kehidupan manusia, serta sebagai ajakan untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan keberlanjutan ekosistem.
“Sejalan dengan krisis air global, polusi, dan dampak perubahan iklim yang makin nyata, tema ini menjadi relevan dalam menyuarakan kesadaran kolektif,” ujar Irianto Gunawan dari Balai Budaya Rejosari Kudus, Rabu (16/4/2025)
BACA JUGA:Tuntut Keadilan Pembagian Fiskal, Samani: Kudus Sumbang Rp43 Trilun dan Minta Balik Rp1 Triliun
BACA JUGA:Pasang Target Lolos ke Swedia, ASTI Kudus Incar Juara Barati Cup Internasional East Java 2025
Menurut Irianto, pemilihan tema “Air Mata Air” sejalan dengan visi Rumah Kreasi Balai Budaya Rejosari (RKBBR), untuk menciptakan ruang dialog seni dan budaya yang menyentuh isu-isu nyata di masyarakat.
Senada dengan itu, Romo Leonardus Tri Purnanto, MSF, dari RKBBR menyebutkan, festival ini tidak hanya untuk merayakan kreativitas sineas muda, tetapi juga sebagai sarana edukasi lingkungan.
“Festival ini menjadi media untuk menyuarakan pentingnya pelestarian alam, terutama bagi generasi muda,” ujarnya.
Sementara itu, Cornel Innos dari GsT Productions, pun berharap FFAB 2025 menjadi wadah kolaboratif bagi komunitas film di seluruh Indonesia. Ia menilai tema yang diangkat membuka ruang eksplorasi luas, mulai dari isu sosial hingga pengalaman personal yang menggugah.
“Kami ingin mengajak para sineas muda untuk mengekspresikan kegelisahan mereka secara kreatif dan bermakna. Semoga karya-karya yang lahir dari FFAB ini bisa menjadi warisan budaya dan inspirasi bagi generasi mendatang,” jelas Cornel.
Partisipasi Luas dari 18 Provinsi
Koordinator FFAB, Melly Hana Septiana mengaku bangga atas antusiasme peserta yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Total 157 peserta dari 18 provinsi dan 63 kota/kabupaten ikut ambil bagian, termasuk dari Bali, NTT, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Barat, Riau, hingga Aceh dan Papua.
“Melalui festival ini, berbagai cerita lokal dan isu lingkungan khas daerah dapat disampaikan secara luas. Harapannya, ini memunculkan kesadaran bersama tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup,” ujar Melly.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: