Di Balik Kokohnya Tembok Penjara Lapas Sragen, Napi Sukses Ekspor kerajinan Tangan

Hasil kerajinan napi sragen yang siap di ekspor ke pasar eropa--Mukhtarul Hafidh / diswayjateng.id
SRAGEN, diswayjateng. id - Tembok penjara tan menjadi alasan bagi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Sragen, untuk memberikan semangat berkarya bagi para warga binaan dalam hal kreatifitas. Sabtu (22/3/2025) menjadi hari bersejarah, saat hasil kerajinan tanganmereka berupa mainan hewan dari sabut kelapa resmi diekspor ke mancanegara.
Hasil kerajinan tangan napi Lapas Sragen yang berhasil menembus pasar Ekspor perdana ini tak hanya menjadi simbol capaian ekonomi. Tapi juga pembuktian bahwa keterbatasan fisik tak mampu membatasi kreativitas dan produktivitas.
Kepala Lapas Kelas IIA Sragen, Mohamad Maolana, menyampaikan bahwa ekspor ini merupakan hasil dari pelatihan intensif kepada para warga binaan.
“Kami sudah melakukan pelatihan kepada 500 warga binaan, dan semuanya diwajibkan untuk berkontribusi dalam proses produksi,” ungkapnya.
Produk hasil karya WBP Sragen itu bekerja sama dengan PT Chewy Louis, dengan skema produksi satu kontainer setiap 10 hari dan kontrak kerja sama selama lima tahun.
Hebatnya, hasil kerja para WBP tak hanya disalurkan ke pasar internasional, tetapi juga memberikan premi yang dapat dinikmati keluarga mereka di rumah.
“Kami ingin WBP bisa tetap produktif dan membantu keluarganya meskipun dari dalam lapas,” tambah Maolana.
Dalam kesempatan tersebut, suasana haru dan penuh semangat terasa begitu kuat. Tidak hanya kegiatan pelepasan ekspor, acara juga dirangkai dengan penanaman pohon sebagai bagian dari ketahanan pangan, penandatanganan kerja sama resmi dengan PT Chewy Louis, serta peresmian Pesantren Ar-Rahman di dalam lingkungan Lapas Sragen.
Langkah ini menjadi wujud nyata pembinaan berbasis kemandirian, menjadikan Lapas tak hanya sebagai tempat pembinaan moral, tetapi juga pemberdayaan ekonomi dan spiritual.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: