DLH Kabupaten Tegal Jajaki Kerja Sama Ciptakan Produk Turunan Sampah

JAJAKI - Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 menjajaki kerjasama pengurangan sampah bareng InSAW dan Kadin.Foto:Hermas Purwadi/diswayjateng.id--
SLAWI, diswayjateng.id - Upaya mengolah sampah untuk menjadi produk yang bermuara pada pemanfaatan sampah sampai tuntas. Dilakukan DInas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tegal.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tegal Edy Sucipto melalui Kabid Pegelolaan Sampah dan Limbah B3 Dian Arriyadi menyatakan, upaya tersebut kini tengah dimatangan bersama InSWA dan Kadin.
"Kami ingin mewujudkan pengelolaan sampah agar menjadi produk turunan sampah hingga tuntas," ujarnya, Selasa (25/3/2025).
Nantinya, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) menjadi Refuse-Derived Fuel (RDF). RDF merupakan teknologi pengolahan sampah melalui proses homogenizers menjadi ukuran yang lebih kecil.
BACA JUGA:DLH Kabupaten Tegal Bersinergi dengan Dinas Permades Atasi Masalah Sampah
BACA JUGA:DLH Kabupaten Tegal Butuh Tambahan 2 Unit Mobil Crane
"Hasilnya sebagai sumber energi terbarukan dalam proses pembakaran, sebagai pengganti batu bara," cetusnya.
Menurutnya, mengubah TPST dengan teknologi RDF nantinya akan menghasilkan energi bersih alternatif batubara. Pengolahan sampah dengan sistem RDF merupakan tonggak baru pengelolaan sampah di Indonesia.
Dengan memproses menjadi RDF, maka akan sangat mengurangi pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA). "Bahkan, dengan adanya RDF sampah dapat diolah menjadi energi," ungkapya.
Menurutnya, dengan mengubah sampah menjadi RDF, maka produknya dapat sebagai pengganti batubara dalam industri semen maupun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara.
BACA JUGA:DLH Kabupaten Tegal Kirim Administrasi Penilaian Sekolah Adiwiyata
BACA JUGA:DLH Kabupaten Tegal Usul Penambahan Truk Sampah dan Amrol
Jika produk sampah RDF ini akan dapat dijadikan bahan bakar di PLTU, sehingga akan mengurangi konsumsi batubara. Biaya produksi olahan sampah dengan sistem RDF membutuhkan Rp300 ribu/ton setiap harinya atau sekitar 20 US dollar.
Sedangkan untuk batu bara, dalam satu ton mencapai 40-50 US dollar. Padahal nilai kalorinya sampai 3.000 kalori per ton. "Dengan begitu, maka biaya produksi pengolahan sampah menjadi RDF lebih efisien jika dibandingkan dengan memakai batubara, tegasnya. (adv)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: