Sambut Perayaan Metta, Puluhan Bhante Hadiri Sejuta Pelita di Vihara Gunung Kalong
Sejumlah Bhante mengikuti persembahyangan pada acara Sejuta Pelita, Sejuta Harapan Vihara Gunung Kalong, Sri Kukus Rejo, Ungaran, Sabtu, 21 Desember 2024. --istimewa-Wahyu Sulistiyawan
UNGARAN, diswayjateng.id - Puluhan Bhante menghadiri ritual sejuta pelita dalam menyambut perayaan Metta atau pergantian tahun di Vihara Gunung Kalong, Sri Kukus Rejo, UNGARAN.
Acara yang dihadiri ribuan umat Keluarga Buddhayana Indonesia (KBI)dengan mengusum tema Sejuta Pelita, Sejuta Harapan ini sebagai bentuk rasa syukur dan terus untuk berbuat baik memupuk paramitha, dan latihan untuk menembus pembebasan, Nirwana.
Ketua Panitia, Tjoa Lie Lie menyampaikan, acara ini diikuti hampir seribu umat dari KBI dan segaligus dalam rangka menyambut perayaan Metta atau pergantian tahun.
"Ada seribu umat dan puluhan Bhante dari berbagai daerah untuk menyambut perayaan Metta dan tahun baru 2025." jelasnya,Sabtu, 21 Desember 2024.
BACA JUGA: 8 Wisata Candi Hindu-Budha di Jawa Tengah dan DIY, Dijadikan sebagai Tempat Ibadah
BACA JUGA: Mengenal Tradisi Thudong dan Alasan Biksu Jalan Kaki Dari Thailand ke Borobudur
Ia juga menjelaskan, perbuatan baik atau paramitha yang kita lakukan melalui puja bakti, Sejuta Pelita, Sejuta Harapan ini mengacu pada kisah kebajikan seorang nenek miskin di zaman Buddha Gotama.
"Sejuta pelita, sejuta harapan ini seperti kisah nenek pada zaman Buddha Gotoma, dimana ada satu pelita milik nenek miskin yang masih bertahan menyala dari tiupan angin kencang dan bisa menerangi satu ruangan," jelasnya,
Ia menceritakan, dalam kisahnya itu, sang nenek rela menjual harga yang paling berharga yakni rambutnya untuk ditukar dengan 1 pelita.
"Jadi, dalam kisah itu, sang nenek miskin tersebut rela menjual rambut yang merupakan harta yang paling berharga demi 1 pelita untuk bisa ikut pembabaran Dharma," jelasnya.
Ia menambahkan, Vihara Gunung Kalong didirikan oleh Suhu Tan Siok Gie pada tahun 1965 sesudah melakukan pengembaraan dan pertapaan di banyak tempat. Terutama pertapaan napak tilas dari guru beliau, yaitu Suhu Tan Tik Sioe Sian.
"Guru dari Suhu Tak Siok Gie bertapa di Jawa Timur dan dikenal sebagai guru kejawen yang namanya harum hingga Singapura dan Malaysia. Ia dikenal sebagai seorang sastrawan, ahli pengobatan, ahli silat beladiri, serta seseorang berilmu tinggi dan sering dijuluki sebagai Dewa Tan Tik Sioe," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: