Sebelas Kecamatan Dikepung Bencana, Wilayah Jepara Dinyatakan Siaga Darurat

Sebelas Kecamatan Dikepung Bencana, Wilayah Jepara Dinyatakan Siaga Darurat

Personel gabungan melaksanakan apel kesiapsiagaan serta pengecekan peralatan evakuasi bencana yang berpotensi terjadi di Jepara.-arief pramono/diswayjateng.id-

JEPARA, diswayjateng.id   Geografis Kabupaten Jepara yang berada di pesisir pantai dan pegunungan, tentu saja membuat wilayah tersebut rawan terjadi bencana alam.

Dari mitigasi atau pemetaan di wilayah Bumi Kartini itu,  terdapat 11 kecamatan yang rawan dikepung bencana.

Yakni bencana longsor mengancam empat kecamatan, angin kencang di enam kecamatan, abrasi pantai di tiga kecamatan dan rob di dua kecamatan.

Bahkan baru-baru ini, hujan deras disertai angin kencang sempat menyapu Dukuh Sekelor, Desa Bumiharjo, Kecamatan Keling, Jepara. Akibatnya, belasan rumah warga dukuh setempat rusak dan roboh. 

BACA JUGA:Plesiran di Bumi Kartini Jepara, Menbud Fadli Zon Inginkan Museum Naik Kelas

BACA JUGA:Promosikan JIFBW 2025 di Luar Negeri, Kemenlu RI Pastikan Kesiapan Venue Pameran di Stadion GBK Jepara

Berdasarkan prakiraan cuaca oleh BMKG dan hasil kaji cepat tim reaksi cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, Penjabat (Pj) Bupati Jepara, Edy Supriyanta langsung menetapkan status siaga darurat bencana hidrometereologi.

Hal itu disampaikannya saat Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana, di Pendapa RA Kartini Jepara, Selasa 9 Desember 2024.

Jika berdasarkan prakiraan musim hujan dari BMKG Semarang, kata Edy, curah hujan di Jepara pada Januari dan Februari 2025 sangat tinggi, yakni lebih dari 500 mm.

Kondisi itu meningkat dibandingkan Desember ini yang berkisar 300-500 mm atau kategori tinggi.

BACA JUGA:Tuntaskan Sengketa Informasi Publik di Tingkat Desa, Pemkab Jepara Siapkan Jurus Cerdas

BACA JUGA:Kasus Pekat di Bumi Kartini Jepara Meningkat Bikin Resah Masyarakat

“Awal musim hujan pada November, puncaknya pada Februari dan berakhir pada pertengahan April 2025,” ujar Edy.

Menurut Edi, bencana yang biasa terjadi saat musim hujan yakni banjir, longsor, angin kencang, abrasi pantai, banjir rob, hingga petir.

“Untuk banjir rawan terjadi di 11 kecamatan, longsor di empat kecamatan. Sedangkan angin di enam kecamatan, abrasi pantai di tiga kecamatan, dan rob di dua kecamatan,” ujarnya.

Hingga kini, Pemkab Jepara telah melakukan mitigasi bencana. Yakni perbaikan infrastruktur, seperti perbaikan tanggul-tanggul sungai.

BACA JUGA:Polres Demak Bersama Pemda Gelar Apel Kesiapsiagaan Bencana Alam

BACA JUGA:Tuntang, Bawen, Ambarawa Hingga Banyubiru Rawan Bencana Banjir, Ini Kata Bupati Semarang

Termasuk juga melakukan penghijauan di daerah perbukitan dan penanaman mangrove.

“Selain itu, sistem peringatan dini hingga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana dan menyiapkan seluruh stakeholder yang terkait dengan kebencanaan,” terang Edy.

Edy berharap, masyarakat juga perlu bersama-sama melakukan mitigasi. Yakni, melakukan identifikasi dan antisipasi risiko bencana hidrometereologi.

Serta bergotong royong membersihkan lingkungan, membangun awareness dan kesiapan posko darurat.

BACA JUGA:Bersiap Hadapi Cuaca Ekstrem, Pemkab Batang Gelar Apel Siaga Bencana

BACA JUGA:Masuk Musim Penghujan, Pemkab Blora Minta Warga Waspadai Bencana Hidrometeoroligi

“Saya minta para camat mulai hari ini untuk standby 24 jam, dengan buat posko kedaruratan. Identifikasi berbagai potensi bencana dan kebutuhan yang dibutuhkan,” pinta Edy.

Edy juga memerintahkan pihak Dinas Kesehatan dan RSUD RA Kartini, bersiaga menghadapi potensi penyakit yang muncul pada musim penghujan. Seperti demam berdarah dengue (DBD).

Ia berharap, kasus DBD di Jepara pada tahun ini tidak separah akhir tahun lalu. Jika dalam keadaan darurat dan terkendala anggaran dalam penanganan bencana dan penyakit, maka bisa menggunakan belanja tak terduga.

Gelar Apel Siaga Bencana

Di tempat berbeda, personel gabungan melaksanakan apel kesiapsiagaan bencana yang berpotensi terjadi di Jepara. Apel tersebut digelar di halaman Mapolres setempat.

Apel kesiapsiagaan bencana dipimpin oleh Penjabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta bersama Kapolres Jepara AKBP Wahyu Nugroho Setyawan dan Dandim 0719/Jepara Letkol Arm Khoirul Cahyadi.

Personel yang terlibat terdiri dari TNI-Polri, Dishub, Satpol PP, BPBD, SAR, Damkar, DLH, PLN dan sejumlah relawan tanggap bencana.

Kapolres Jepara AKBP Wahyu mengatakan, Forkopimda menggelar apel siaga tanggap bencana sebagai bentuk kesiapsiagaan bersama.

“Apel ini merupakan bentuk kesiapsiagaan bersama dalam hal mempersiapkan diri manakala terjadi bencana alam ataupun antisipasi sesuatu hal yang tidak diharapkan,” ujarnya.

Kapolres Jepara juga mengimbau kepada masyarakat untuk waspada terhadap kemungkinan bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: