Ribuan Warga Blora Berebut Ratusan Gunungan Makanan saat Pawai Peringatan Jadi

Sementara itu, Kepala Dinporabudpar Blora Iwan Setiyanso, mengatakan ratusan gunungan tumpeng itu disajikan sebagai bentuk wujud terima kasih pemerintah dan masyarakat Kabupaten Blora.

“Tentu saja atas limpahan nikmat, rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa terutama yang berupa pangan. Bahkan Bapak Bupati Blora juga memberikan gunungan kepada masyarakat,” jelasnya.

Ada dua kategori simbolis gunungan, yakni gunungan lanang dan gunungan wadon yang melambangkan kesuburan.

Bahwa kesuburan itu pada dasarnya berasal dari lanang dan wadon (pria dan wanita), sehingga beranak pinak.

“Demikian juga dalam pertanian ada Dewi Kesuburan yang dilambangkan sebagai wadon dan lanang,” jelasnya.

Adapun gunungan lanang tersebut berisikan hasil wulu wetu pertanian baik mulai dari polo kependem, polo kesempar dan polo gemandul.

“Sedangkan kalau gunungan wadon berupa makanan yang sudah diolah atau bisa disebut jajan pasar,” katanya.

Grebeg gunungan diserbu baik siswa maupun masyarakat untuk mendapat sayuran.

BACA JUGA: Kementan Mempersiapkan Strategi Program untuk Bangun Sektor Pertanian di Blora

BACA JUGA: Sudah Survey Lahan, Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Bakal Bangun Kantor Imigrasi di Blora

Seperti kangkung, jagung, buah apel dan jeruk, kacang panjang dan lainnya, serta aneka makanan seperti kue, krecek, kerupuk, brondong dan apem.

“Semoga berkah, ini nanti dikasihkan ke Ibu biar dimasak di rumah,” ucap Dita salah satu pelajar SMK sambil membawa bayam dan terung.

Sejak pagi ratusan gunungan berisi hasil bumi dan jajan pasar (makanan olahan) sudah ditata di jalan Pemuda Blora.

Akses lalu lintas pun ditutup demi suksesnya acara itu.

Meski acara seremonial belum dilaksanakan, tanpa dikomando warga masyarakat dan pelajar serta peserta merapat ke gunungan untuk berebut aneka hasil bumi dan jajan pasar yang disajikan.

Sumber: