Pemuda Asal Demak Meninggal setelah Dikeroyok Belasan Orang

Salah satu korban pengeroyokan di malam takbir di desa Bonangrejo, Demak-nungki diswayjateng-
DEMAK, diswayjateng.id – Takbiran keliling yang seharusnya berakhir dengan indahnya perayaan Idul Fitri ternyata menyisakan pilu di desa Bonangrejo, Bonang, DEMAK, di mana hingga Syawal menjelang pelaku utama pengeroyokan yang menewaskan pemuda belum dibekuk Polisi.
Tragedi tersebut terjadi pada Senin 31 Maret 2025, seorang pemuda Aqil Siroj (25) tewas setelah diduga menjadi korban penganiyayaan 15 orang karena mencoba mencari dan menolong Kholidin (temannya) yang lebih dulu dianiya.
Hal tersebut disampaikan kakak korban, Ahmad Lukman (38) yang merupakan kakak kandung korban. Ia pun menceritakan asal mula kejadian tersebut karena pihak korban tidak diberikan akses melintasi di desa pelaku saat takbir keliling.
"Sore hari sebelum takbiran sempet ga boleh melintas, tapi kemudian akhirnya katanya boleh. Tapi kok malamnya pada saat takbiran malah dilarang melintas lagi jadi membuat pihak sini (korban) bertanya-tanya kenapa?" kisahnya.
BACA JUGA:Misteri Mayat Terikat di Kali Anyar Solo, Diduga Jadi Korban Pembunuhan
BACA JUGA:Waspada! Nama Polresta Solo Dicatut untuk Promosi Judi Online
Kemudian setelah tabiran, lanjutnya, korban bersama sebanyak enam orang mendatangi wilayah pelaku, dengan tujuan menanyakan sebab musabab dilarangnya melintas, namun menurut Lukman belum ada pembicaraan korban sudah dikeroyok.
"Pihak sini, yakni adik saya dan temen-temennya tidak membawa apa-apa (senjata tajam) wong tujuannya menanyakan, tapi mereka sudah siap bawa senjata dan ngeroyok pihak sini," ucapnya.
"Jadi kalo ada tawuran itu tidak benar. Yang ada pengeroyokan, penganiyayaan. Di nama pihak sini 6 orang, lalu karena tahu mereka nyerang 4 orang ini balik kanan, tapi teman adik saya Kholidin sudah dipegang mereka dihajar," kisahnya pilu.
Ia melanjutkan bahwa sesuai keterangan saksi, adiknya Aqil masih tinggal mau mencari dan mau menyelamatkan Kholidin tapi malah dianiaya dan dihajar oleh para pelaku hingga akhirnya meninggal dunia.
BACA JUGA:Ketua PFI Semarang: Kawal Terus Kasus Pemukulan Terhadap Wartawan, Meskipun sudah Minta Maaf
"Kholidin dianiaya secara brutal, diseret ke sawah, dan dihantam hingga kepalanya terendam air (dalam posisi terbaring). Saat Aqil mencoba mencari Kholidin, ia justru ikut dikeroyok hingga meninggal dunia, sementara Kholidin sempat kritis namun sudah membaik," terangnya.
"Hasil autopsi menunjukkan kepala adik saya pecah menjadi dua bagian. Alat yang digunakan diduga berupa kayu balok sepanjang sekitar satu meter," jelas Lukman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: