Tradisi Sorak Hore Kearifan Lokal Warga Turusan Salatiga

BEREBUT : Anak-anak di Turusan Salatiga berebut uang koin dalam tradisi Sorak Hore digelar salah satu warga yang memiliki hajat mewarnai momen syawalan, Senin 7 April 2025. Foto : Nena Rna Basri--
SALATIGA, diswayjateng.id - Sorak Hore, satu dari sekian tradisi syawalan coba dipertahankan warga Turusan Kelurahan Salatiga, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga sebagai sebuah kearifan lokal.
Ya, tradisi Sorak Hore hanya dapat ditemui saat momen satu bulan penuh setelah Hari Raya Idul Fitri yakni tepat di bulan Syawal.
Seperti dikisahkan Fanny Arsianty, salah seorang warga Turusan, Salatiga. Fanny mengungkapkan, tepat di Hari ke-7 ysai Lebaran, salah seorang warga Turusan menggelar Sorak Hore di depan halaman rumahnya.
"Sorak Hore ini memang tradisi melempar uang koin oleh pihak keluarga yang memiliki hajat. Dimana yang berebut koin ini biasanya anak-anak," kata Fanny.
BACA JUGA: Arus Mudik dan Balik Lebaran 2025 yang Melintas di Tol Tans Jawa Meningkat 4 Persen
Meski demikian, diakuinya, ada juga orang tua yang ikut berebut uang koin.
Kegiatan unik rayakan Syawalan di Turusan Salatiga ini menyedot perhatian bocah-bocah di kawasan tersebut.
Melalui kegiatan Sorak Hore ini, diakui Fanny sekaligus menumbuhkan ikatan silaturahim antar warga.
BACA JUGA: Pemakaian Air PDAM Selama Libur Lebaran 2025 Mencapai 200 Ribu Meter Kubik
BACA JUGA: TMJ Hentikan Oneway Lokal KM 459 Gerbang Tol Salatiga Hingga KM 419 Gerbang Tol Banyumanik
"Sorak Hore biasanya diikuti banyak anak-anak. Yang mana mereka mencoba mengambil uang yang ditaburkan secara acak oleh orang satu keluarga dalam jumlah cukup banyak. Selain tentunya, tradisi anak-anak mengantre mendapatkan uang THR yang dibagikan," ucapnya.
Dapat dikatakan, lanjut dia, tradisi Sorak Hore wujud syukur orang tua menjalankan ibadah puasa dan ditambah 6 puasa sunah di bulan Syawal.
BACA JUGA: Ahmad Luthfi Optimistis Jateng Mampu Penuhi Target 11,8 Juta Ton Padi pada 2025
BACA JUGA: Panen Raya Padi, Pemkab Batang Pastikan Bulog Serap Gabah di Harga Rp6.500 Per Kilogram
Dan itu diwujudkan dengan membagi kebahagiaan kepada anak-anak dengan cara memberi uang jajan jajan atau THR.
"Jadi bancaan di tempatkan di takir atau pincuk yang isinya berupa lontong sayur, opor, sambel goreng, mie krupuk dan telur. Kemudian, di tata di tampah yang sudah dialasi uang receh. Nanti bancaan di bagi habis uang di lempar pada rebutan," ucap Fanny.
BACA JUGA: Tembok Bangunan Cagar Budaya milik Star Motor di Kota Lama Rubuh, Wisatawan Mulai Cemas
BACA JUGA: Dinas Permades dan Polres Tegal Bersinergi Berantas Premanisme Berbaju Apapun
Kemeriahan diwarnai wajah-wajah ceria menyelimuti selama pemilik hajatan melempar uang koin dan disambut anak-anak dengan teriakan Sorak Hore.
Bagi anak-anak yang cekatan, biasanya akan mendapatkan jumlah koin cukup banyak.
"Saat berebut uang koin anak-anak itu akan berteriak "Sorak-sorak Hore," imbuhnya.
Bagi pemilik hajat, tradisi ini sekaligus memunculkan harapan sehat selalu dan terhindar dari segala macam penyakit atau bahaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: