Angka Tuberkulosis Tinggi, Pemkab Kudus Tetapkan Gondamanis Desa Siaga TBC

Angka Tuberkulosis Tinggi, Pemkab Kudus Tetapkan Gondamanis Desa Siaga TBC

Desa Gondangmanis ditetapkan Pemkab Kudus sebagai Desa Siaga TBC karena banyaknya temuan kasus di desa setempat.-arief pramono/diswayjateng.id-

Di lain sisi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus, Andini Aridewi menambahkan, menjelaskan agenda launching Desa Siaga TBC untuk memperkuat penyelenggaraan penanggulangan TBC berbasis wilayah. Selain itu, untuk mencapai eliminasi TBC nasional sebelum tahun 2030.

“Kebetulan kasusnya (Desa Gondangmanis) banyak ada 36 kasus. Namun tidak hanya itu, termasuk komitmen dari pihak desa dan jajarannya melakukan penanggulangan dan skrining aktif mendeteksi secara dini kelompok risiko,”  ujar Andini.

Menurut Andini, rangkaian agenda tersebut juga mencakup screening TBC dengan mobile x-ray. Kegiatan ini bekerja sama dengan USAID Bebas TB Jawa Tengah. 

"Pelaksanaannya akan dilakukan pada 11 November 2024 di Desa Gondangmanis dan ditujukan khusus untuk 100 anak stunting," paparnya.

BACA JUGA:1.160 Pengawas TPS di Kudus Siap Bergerak Pantau Kecurangan Pilkada

BACA JUGA:Tim Densus 88 Tangkap Tiga Terduga Teroris, Satu Diantaranya Warga Kudus

Andini menambahkan, Desa Siaga tuberculosis dihadirkan sebagai upaya penanggulangan kasus TBC di Kabupaten Kudus di tingkat desa. 

"Pencanangan Desa Gondangmanis sebagai Desa Siaga TBC merupakan yang pertama di Kabupaten Kudus dan Provinsi Jawa Tengah," tukasnya.

Desa Gondangmanis yang telah dicanangkan Desa Siaga Tuberculosis lanjut Andini, nantinya dapat memanfaatkan dana desa untuk penanggulangan kasus TBC. 

"Termasuk pembentukan satgas TBC yang bertugas mendampingi pasien serta melakukan investigasi kontak," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Desa Gondangmanis, Susanto mengaku telah menganggarkan dana desa untuk kegiatan penanggulangan TBC. Termasuk untuk sosialisasi dan skrining atau investigasi kontak penyakit TBC.

"Kami juga akan melakukan skrining TBC tanggal 11 November 2024 nanti. Kami lakukan untuk antisipasi, karena paling banyak populasi penduduknya dan lingkungan masyarakat banyak yang kerja di pabrik,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: