Siswa SD di Semarang Diajari Mitigasi Bencana Gempa Bumi, Jangan Panik saat Dievakuasi

Siswa SD di Semarang Diajari Mitigasi Bencana Gempa Bumi, Jangan Panik saat Dievakuasi

Sejumlah siswa melindungi kepala saat dilakukan evakuasi pada simulasi gempa di SD IT Mutiara Hati Semarang, Gunungpati, Kota Semarang, Rabu (18/9).--

SEMARANG, jateng.disway.id - Siswa SDIT Mutiara Hati Semarang mengikuti simulasi mitigasi bencana alam gempa bumi, Rabu 18 september 2024. Kegiatan itu menghadirkan instruktur dari Human Initiative.

Sejumlah rangkaian simulasi mitigasi bencana alam gempa bumi itu diajarkan kepada 150 siswa dari kelas I sampai III. Salah satunya adalah uji coba pemadaman api yang keluar langsung dari tabung LPG 3 kilogram.

Hanya saja salah seorang siswa dari kelas IIC, Ihsan, sempat mengalami kepanasan jarinya saat berusaha memadamkan api yang menyembur dari tabung gas melon. Bahkan jarinya sempat sedikit terluka saat melakukan simulasi.

"Saat mematikan api dengan jari, kita harus berani. Kalau masih ragu-ragu mendingan jangan," kata Instruktur Human Initiative, Aan Subhanudin.

BACA JUGA: Daop 4 Semarang Periksa Jalur KA di Kampung Bandarharjo

BACA JUGA: Anggota Reskrim Polres Semarang Briptu Niko Raih Medali Perak PON XXI Aceh Sumut

Latihan simulasi mitigasi bencana

Ditambahkan Aan, karena Ihsan masih ragu-ragu, sehingga dia menutup katup regulator dengan pelan. Sehingga jarinya sempat terkena api.

"Tadi masih ragu-ragu, jadi pelan nutupnya dan kena api dikit sih," ujar Ihsan.

Selain pemadaman api, dalam kegiatan tersebut juga dilakukan simulasi bencana gempa bumi. Ketika sirine mulai berbunyi, semua siswa berlari sambil melindungi kepala dengan tas-tas miliknya menuju titik kumpul.

Kepanikan sempat terjadi, sehingga membuat salah seorang siswa terjatuh dan terpaksa dibopong oleh seorang guru. Hal itu dilakukan karena akses evakuasi hanya melewati satu dan tangga kecil.

BACA JUGA: Pria Berbatik Ditemukan Meninggal di Selokan Samping Karaoke Victory Bandungan Semarang

BACA JUGA: Cawalkot Semarang: Teman Birokrat dan NU akan Menambah Jumlah Pemilih

Kepala Sekolah SD IT Mutiara Hati Semarang, Gita Ria Octafia mengatakan kegiatan ini merupakan anjuran dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi. Gita mengakui baru kali pertama melakukan di sekolahnya.

"Ini baru kali pertama dilaksanakan di sekolah kami. Sehingga masih belum terbiasa dan masih banyak yang berlarian dan dorong-dorongan. Bahkan anak-anak juga belum tahu apa itu titik kumpul," ungkap Gita.

Gita tak menampik di Jateng, utamanya Semarang sangat perlu diadakan mitigasi bencana, meskipun belum begitu terasa dampak gempanya. "Kalau di Yogyakarta, kegiatan mitigasi bencana seperti ini sudah biasa dilakukan, karena sering terjadi gempa."

"Meskipun demikian, daerah yang tidak berdampak gempa langsung juga harus melakukan simulasi seperti ini," pintanya lagi.

BACA JUGA: Replika Tikus Berdasi Merah Diarak dalam Festival Bukit Jatiwayang Semarang

BACA JUGA: Ditinggal Pergi, Rumah Lansia di Kabupaten Semarang Ludes Terbakar

Diakui Gita, akses tangga bangunan di sekolahnya memang terlalu kecil. Karena itu, akan menjadi bahan evaluasi untuk menyusun strategi, agar proses evakuasi bisa berjalan lancar dan aman.

"Gedung sekolah ini memang dibangun sejak lama, sehingga kita akan menyusun strategi evakuasi yang aman dengan akses yang kecil seperti ini. Kita juga akan menyusun SOP jalur dan tanda titik kumpul, meskipun saat ini baru sebatas kertas saja," aku Gita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: