Replika Tikus Berdasi Merah Diarak dalam Festival Bukit Jatiwayang Semarang

Replika Tikus Berdasi Merah Diarak dalam Festival Bukit Jatiwayang Semarang

Sebuah replika tikus stinggi kurang lebih tiga meter yanh mengenakan jas hitam dan dasi merah ino diarak melintasi jalan We Supratman pada acara Kirab Budaya Bukit Jatiwayang, Minggu (15/9)--

DISWAYJATENG.ID, SEMARANG - Replika tikus yang mengenakan jas hitam dan dasi merah setinggi kurang lebih tiga meter ini diarak dari Kantor Kelurahan Ngemplak Simongan, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang menuju Kampung Jatiwayang pada acara kirab budaya Festival Bukit Jatiwayang.

Replika tikus tersebut diarak dengan cara ditandu sejumlah remaja melintasi jalan WR Supratman, dimana bagian depannya berjalan dua orang remaja yang mengenakan pakaian yang ditempel uang seolah-olah sedang menghabur-hamburkan uang. Selain itu dalam rombongan karnaval juga terdapat mobil jeep yang disulap menjadi sebuah delman dan terdapat dua bentuk sapi bagian depannya.

BACA JUGA:Kapolres Pekalongan Kota: Panitia Konser SID Tak Bisa Tenangkan Penonton

Ketua RW 3, Agus Setiawan menerangkan bentuk dan pementasan merupakan ekspresi dari setiap warga. "Kami membebaskan warga setiap rt untuk menampilkan apa saja, kalau yang terpenting adalah gunungan buah dan sayuran karena simbol dari kemakmuran warga kami", ungkap Agus kepada wartawan Diswayjateng.id, Minggu (15/9/2024).

Agus menjelaskan, Festival Bukit Jatiwayang ini merupakam agenda yang kelima, dan untuk saat ini mengusung tema Sangkan Paran yang berarti berasal dari kata "Dari Mana Dan Mau Kemana".

Ia menerangkan, warga Jatiwayang dulunya adalah adalah korban dari penggusuran di Citarum karena pembangunan suatu gedung yayasan dan dipindahkan ke lokasi tersebut pada 1968 silam.

"Dulunya kakek dan nenek kami digusur dan dipindahkan kesini karena tempat tinggalnya kan dibangun sebuah gedung yayasan", jelas Agus.

BACA JUGA:4 Partai Nonparlemen di Semarang Dukung Agustina-Iswar

Festival dan kirab budaya Bukit Jatiwayang ini merupakan acara puncak, dimana sebelumnya sudah dilaksanakan rangkaian. Pada Minggu (8/9/2034) kemarin sudah dilaksanakan napak tilas dengan berjalan kaki dari Citarum menuju Jatiwayang.

Sebelum dilaksanakan kirab budaya, pada Sabtu (14/9/2024) malam dilaksanakan ritual sakral siraman. Dimana ketua RW dan sembilan Ketua RT melakukan siraman bertujuan agar semakin bijak dalam menyelesaikan masalah.

"Sebelumnya tadi malam dilakukan ritual siraman kepada ketua RW dan sembilan ketua RT bertujuan jika ada masalah bisa menyelesaikan secara bijak dab berdikir jernih", ungkap Agus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: