Terapkan Literasi Berbasis Inklusi Sosial, Dinperpusar Demak Gelar Kelas Memasak Gratis

Terapkan Literasi Berbasis Inklusi Sosial, Dinperpusar Demak Gelar Kelas Memasak Gratis

Peserta kelas mamasak zupa soup dalam gelaran literasi berbasis inklusi sosial memamerkkan hasil masakannya. (Foto : Nungki)--

DEMAK, diswayjateng - Upaya penguatan literasi di Kabupaten Demak, mulai dilakukan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dinperpusar). Salah satunya dengan menggelar kelas memasak zupa soup, sebagai inovasi penerapan literasi berbasis insklusi sosial. 

Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Sekdin Dinperpusar Demak, Indriantoro Widodo, inovasi penerapan literasi berbasis insklusi sosial diselenggarakan untuk menguatkan literasi. Sekaligus implementasi atau penerapan dari yang dibaca, dipahami, dan dipraktikkan.

"Jadi masyarakat membaca, mendalami yang dibaca, lalu dipraktikkan, dan diaplikasikan agar dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat serta menghasilkan," kata Indriantoro, Rabu 18 September 2024.

Inovasi penerapan literasi berbasis insklusi sosial berbagai lintas ilmu itu, diselenggarakan Dinperpusar dalam kelas berkuota terbatas. Dalam kelas memasak zupa soup di Aula Dinperpusar, tidak hanya praktik, tetapi juga ada literasi di dalamnya.

BACA JUGA: Wabup Demak: Sistem Informasi Waskita Cara Inspektorat Cegah Desa Berurusan dengan APH

BACA JUGA: Bupati Demak Dukung Perkembangan Sepakbola

"Perbedaan dengan yang di BLK (Balai Latihan Kerja, Red.), peserta di kelas ini sebelum praktik diberi informasi dulu. Tentang obyek yang akan dipelajari, sejauh mana pemahaman terkait obyek yang akan dipratikkan," tambahnya lagi. 

Literasi berbasis insklusi sosial

Mentor yang dihadirkan Dinperpusar, Umi Rahmawati mengungkapkan, dalam pelatihan sebelum memulai memasak, disampaikan asal muasal zupa soup. Termasuk bagaimana makanan asal Italia itu, bisa diterima lidah orang Indonesia.

"Semula pada zaman kekaisaran Romawi di Italia, zupa soup merupakan hidangan untuk merayakan kemenangan bagi Kaisar dan prajurit yang pulang dari menang perang. Seiring perjalanan zaman, diterima berbagai bangsa dan disesuaikan dengan lidah lokal," paparnya.

Umi juga membedah resep hingga detail, agar apa yang dibaca peserta dapat dengan mudah diterima dan diterapkan. Tujuannya agar peserta nantinya dapat benar-benar memahami apa yang dibaca, diterapkan, lalu menciptakan sajian indah yang bernilai jual.

BACA JUGA: Penataan Tenaga Non-ASN di Demak Ditarget Rampung Akhir Desember 2024

BACA JUGA: Cegah Rabies, Dinpertan Demak akan Vaksinasi Gratis untuk Anabul

"Karena sejatinya dari literasi adalah membaca dan paham apa yang dibaca, sehingga bermanfaat. Salah satu manfaat kelas memasak adalah peserta dapat menjualnya untuk pemberdayaan ekonomi," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: