Harga Kedelai di Kabupaten Tegal Tinggi, Perajin Tempe Menjerit

Harga Kedelai di Kabupaten Tegal Tinggi, Perajin Tempe Menjerit

PRODUKSI - Seorang perajin sedang memproduksi tempe, di rumah produksi Desa Debong, Wetan Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal.Foto: Yeri Noveli/jateng.disway.id--

DISWAYJATENG, SLAWI - Harga kedelai di Kabupaten Tegal naik. Harga sebelumnya hanya Rp11.000 per kilogram, namun sekarang menjadi Rp13.000 per kilogram.

Kendati naiknya hanya Rp2000, namun tidak sedikit perajin tempe dan tahu yang tepuk jidat. Mereka menjerit lantaran daya beli konsumen juga menurun.

Seperti yang dialami Wardoyo, salah satu perajin tempe di Desa Debong Wetan, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal.

BACA JUGA:Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal Nobatkan Juara Inovasi Pendidikan

Dia mengeluh karena penjualan sepi. Sejak harga kedelai merangkak naik, daya beli masyarakat terhadap tempe maupun tahu turun hingga 20 Persen

"Karena harga kedelai naik, terpaksa kami mengurangi produksi tempe dan tahu," kata Wardoyo, saat ditemui di rumah produksinya, di Desa Debong Wetan, Jumat (15/12).

Dengan adanya harga bahan baku yang naik, praktis harga tempe juga dinaikan. Wardoyo mengaku lebih memilih menaikkan harga tempe ketimbang mengurangi ketebalannya atau ukurannya.

BACA JUGA:Polres Tegal Lakukan Penjagaan Melekat Obyek Penyelenggara Pemilu

"Biasanya produksi tempe sampai 1 kuintal setiap harinya. Tapi sekarang hanya 80 kilogram saja," keluhnya.

Wardoyo mengaku, untuk menjual tempe kepada konsumen, ia mematok harga Rp13.000 per kilogram. Harga itu disamakan dengan harga kedelai.

"Saya jual tempe sama dengan beli kedelai, kalau saya beli kedelai harga segitu ya tempe juga segitu," ujarnya.

BACA JUGA:Budayakan Antikorupsi, Pemerintah Desa Diminta Hapus Pungli

Dia berharap, pemerintah dapat menstabilkan harga kedelai. Sehingga roda penjualan dan pembelian kembali normal.

"Semoga harga kedelai bisa turun lagi," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: