Keraton Yogyakarta: Jejak Sejarah yang Hidup dan Menawan di Kota Pelajar, Simak Ini 5 Kompleksnya!

Keraton Yogyakarta: Jejak Sejarah yang Hidup dan Menawan di Kota Pelajar, Simak Ini 5 Kompleksnya!

Keraton Yogyakarta peninggalan Sri Sultan Hamengkubuwono--

DISWAYJATENG - Keraton Yogyakarta, disandingkan dengan kemegahan Candi Borobudur, menjelma sebagai destinasi wisata bersejarah yang tak kalah menarik di kota ini.

Sebagai istana resmi kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Keraton bukan sekadar menjadi penanda waktu berlalunya sejarah, tetapi juga masih berfungsi sebagai tempat tinggal bagi sang sultan.

 

Wisata yang Memikat dengan Biaya Terjangkau

 

Tak bisa dipungkiri, Keputren (keraton) ini memiliki daya tarik yang unik. Bagi wisatawan yang mengunjunginya, mereka akan disambut dengan kemegahan arsitektur dan keindahan budaya yang dijaga dengan sangat cermat.

BACA JUGA:Intip 6 Fakta Sejarah Titik Nol Kilometer Yogyakarta: Pusat Keseimbangan Sejarah dan Kehidupan Kota

Meskipun sebagian kompleks keraton telah beralih fungsi menjadi museum, fasilitas umum, dan permukiman, Keraton Yogyakarta tetap menjaga keaslian budaya dan sejarahnya.

 

Biaya tiket masuk yang relatif murah membuat Keraton Yogyakarta semakin ramai dikunjungi.

Mulai dari Rp10.000 hingga Rp25.000, harga tiket ini berlaku baik pada hari biasa maupun akhir pekan.

Selain itu, tersedia juga paket wisata dengan harga Rp275.000, tentunya memberikan pengalaman eksklusif untuk menjelajahi kekayaan budaya dan sejarah yang ditawarkan oleh Keraton Yogyakarta.

 

Bukti Kemegahan Hidup dari Sultan Hamengkubuwana I

 

Keraton Yogyakarta adalah buah karya Sultan Hamengkubuwana I, yang tidak hanya menjadi saksi bisu sejarah, tetapi juga kepala arsitek dan pendiri kesultanan Ngayogyakarta.

BACA JUGA:Kampung Sayidan: Jejak Arab, Musik Shaggydog, dan Pesona Tersembunyi di Yogyakarta

Kemampuannya dalam bidang arsitektur diakui oleh ilmuwan Belanda pada zamannya. Kompleks ini menjadi salah satu contoh terbaik arsitektur istana Jawa, dengan lapangan luas dan tujuh balairung mewah yang memukau.

 

Wisatawan yang mengunjungi Keraton Yogyakarta seolah disuguhi kisah hidup kesultanan dari utara hingga selatan kompleks.

Salah satu yang tak boleh dilewatkan adalah Gapura Gladag-pangurakan, gerbang utama memasuki kompleks Keraton dari arah utara. Dulu, gerbang ini berfungsi sebagai tempat penyerahan daftar jaga dan pengusiran.

 

Menyusuri Keindahan Kompleks Keraton

 

Berjalan melalui area Keraton Yogyakarta seperti melangkah kembali ke masa lalu. Beberapa kompleks menarik yang sebaiknya tidak dilewatkan antara lain:

 

1. Kompleks Alun-Alun Utara: Terletak di bagian utara Keraton, kompleks ini kini digunakan untuk acara rakyat dan kerajaan yang melibatkan masyarakat sekitar. Pada hari-hari biasa, digunakan sebagai area parkir dan lapangan sepak bola warga setempat.

BACA JUGA:Ingin Berwisata Sejarah? Cobalah Kunjungi Taman Sari Yogyakarta! Simak Inilah Asal-Usulnya

 

2. Kompleks Pagelaran: Dahulu dikenal sebagai Tratag Rambat, kini berfungsi sebagai tempat menyelenggarakan berbagai even pariwisata, religi, dan upacara adat keraton.

 

3. Kompleks Kamandungan Ler: Dikenal sebagai Keben karena adanya pohon keben di halamannya. Bangsal Ponconiti, bangunan utama di tengah halaman, digunakan untuk acara adat seperti garebeg dan sekaten.

 

4. Kompleks Siti Hinggil Kidul (Sasana Hinggil):Lebih dikenal sebagai Sasana Hinggil Dwi Abad, tempat ini digunakan untuk pertunjukan seni seperti wayang kulit dan pameran.

 

5. Kompleks Kamagangan: Memiliki gerbang dengan patung dua ekor ular, simbol tahun berdirinya keraton. Bangsal Magangan di kompleks ini berfungsi sebagai tempat upacara Bedhol Songsong dan pertunjukan wayang kulit.

 

6. Kompleks Kedhaton: Pusat dari seluruh keraton, terdiri dari tiga bagian: pelataran kedhaton, bagian sultan, istri dan puteri sultan, serta bagian putra sultan.

 

7. Kompleks Kamandhungan Kidul: Memiliki bangunan utama, Bangsal Kamandhungan, dan gerbang, Regol Kamandhungan, sebagai pintu paling selatan.

 

8. Alun-Alun Kidul: Pusat hiburan rakyat di selatan area, seringkali dipenuhi pengunjung yang menikmati hidangan di angkringan. Dua beringin besar di tengah alun-alun menjadi mitos masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: