Pegiat Sintren, Hadroh dan Srakalan Kabupaten Brebes Digembleng Pelestarian Budaya Lokal
![Pegiat Sintren, Hadroh dan Srakalan Kabupaten Brebes Digembleng Pelestarian Budaya Lokal](https://jateng.disway.id/upload/d0849c131f3092fd2603ffd463e7644c.jpg)
SERTIFIKAT - Anggota DPRD Brebes Haryanto menyerahkan sertifikat kepada perwakilan Nasidah ria Fatayat.Foto: Syamsul Falaq/jateng.disway.id--
DISWAYJATENG, BREBES - Puluhan pegiat seni sintren, hadroh srakalan hingga nasidah ria Kabupaten Brebes, terus didorong untuk melestarikan budaya lokal. Bahkan, para pengiat tersebut mendapat bekal dan tips agar lebih menggaungkan pesona seni budaya lokal. Hal itu, terungkap dalam Bersih, Indah, Sehat Aman Festival pesona seni budaya lokal Brebes. Kegiatan tersebut, difasilitasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Grand Dian Hotel, Rabu (15/11).
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Brebes Rofiq Qoidul Adzam saat dikonfirmasi mengaku sangat mengapresiasi dan mendukung penuh upaya Kemenparekraf. Sebab, Bisa Fest, Pesona Seni Budaya Lokal Brebes menjadi wadah untuk memantik para pengiat seni budaya lokal. Fokusnya, tetap eksis dalam mempertahankan kearifan budaya lokal agar semakin berkembang.
BACA JUGA:Pemprov Jateng Serahkan Dana Hibah Pilkada Rp985 Miliar
"Program Kemenparekraf melalui Bisa Fest, salah satu itemnya memang mendongkrak eksistensi kearifan budaya lokal. Terlebih, Kabupaten Brebes memiliki banyak ciri khas dan harus dilestarikan agar tidak terkikis punah," ungkapnya kepada awak media.
Hal senada, disampaikan Anggota DPRD Kabupaten Brebes dari Fraksi PKB Haryanto. Menurutnya, masih bertahannya para penggiat seni budaya Islam lokal sangat tepat menjadi target Bisa Fest. Bahkan, program kolaboratif Kemenparekraf dengan Komisi X DPR RI tersebut sangat bermanfaat bagi penggiat seni lokal. Mengingat, perkembangan zaman era digital banyak budaya lokal terkikis punah.
BACA JUGA:Limbah dari Sampah Diolah Menjadi Media Tanam di Kecamatan Warungpring Kabupaten Pemalang
"Dengan tips dan trik bagi pengiat sintren, Hadroh, srakalan, gambus, nasidah. Menjadi bukti, eksistensi Senin budaya Islam lokal di Brebes," jelasnya.
Haryanto menuturkan, pihaknya juga mendukung penuh pelaku budaya seperti tari topeng Lesbumi PCNU, srakalan Ansor ranting Glonggong, nasidah ria dari Fatayat Bulakamba, Hadroh dari NU Ranting Siwuluh untuk terus menjaga eksistensi pelestarian budaya Islam lokal. Bahkan, tiga tips penting yang harus diperkuat yakni dengan mengenalkan seni tersebut di lingkungan keluarga.
BACA JUGA:Industri Kesehatan Tiongkok akan Investasi di Jateng, Pemprov Siap Fasilitasi
"Kemudian, memperluas eksistensi dengan penampilan tingkat desa hingga kabupaten. Fokusnya, membudayakan secara eksis agar terus berkembang dan sebar luaskan lewat media sosial sebagai sarana melestarikan budaya lokal," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: