Kritis, Tebing Sungai Pedes di Kecamatan Tonjong Brebes Makin Ancam Lahan Pertanian

Kritis, Tebing Sungai Pedes di Kecamatan Tonjong Brebes Makin Ancam Lahan Pertanian

Tebing sungai Pedes yang berada di perbatasan Desa Tanggeran dengan Desa Negarayu ambruk akibat terkikis arus sungai hingga menggerus lahan pertanian.-Teguh Supriyanto-Radar Brebes

BREBES, DISWAYJATENG - Aliran Sungai Pedes yang melintasi wilayah perbatasan antara Desa Tanggeran dan Desa Negarayu di Kecamatan Tonjong, Kabupaten BREBES, Jawa Tengah semakin menggerus lahan pertanian di wilayah setempat hingga menyebabkan pemilik lahan resah.

Kondisi ini menyusul semakin tergerusnya tebing oleh gerusan arus sungai, hingga mengakibatkan longsor dan mengikis lahan pertanian yang ada di atasnya.

"Selama musim hujan ini saja sudah beberapa kali tanah tebing ambrol, padahal di atas adalah lahan pertanian produktif," ungkap Rahmat, 44, pengurus Poktan Negarayu, Rabu (21/6).

BACA JUGA:Kerusakan Sejumlah Bendung Belum Tertangani

Dikatakan Rahmat, kondisi terkikisnya lahan pertanian ini hampir terjadi setiap musim hujan datang yang berdampak pada terjadinya banjir Sungai Pedes. Dimana sungai tersebut saat mengalami banjir, memiliki karakter berarus kuat.

Bahkan, lanjut dia, sejak tiga tahun terakhir ini telah terjadi penyusutan lahan petanian yang sangat kentara, sebagai dampak terkikisnya tebing sungai. "Lahan pertanian yang terkikis sudah lebih dari 25 meter dari titik awal sebelum terjadinya banjir besar, kondisi ini juga memicu terjadinya perubahan alur sungai yang semakin mengarah ke lahan pertanian," kata Rahmat.

BACA JUGA:Lingkungan Hidup di Kabupaten Tegal Kritis, DLH Gagas Desa Peduli Daerah Aliran Sungai

Sementara Makmur, 51, anggota P3A Kecamatan Tonjong mengatakan, meski sebelumnya sempat dilakukan normalisasi aliran sungai Pedes di lokasi tersebut, namun arus sungai kembali mengarah ke lahan pertanian.

"Sejak banjir besar hingga memutuskan beberapa jembatan, normalisasi telah dilakukan. Hanya saja saat ini kondisi alur sungai kembali mengarah lahan pertanian," jelasnya.

Karenanya, petani telah mengusulkan agar dilokasi tersebut dilakukan pembangunan infrastuktur untuk mengendalikan laju air. Salah satunya yakni pembangunan Bendung Tanggeran. Dimana selain mengendalikan arus sungai, bendungan juga bisa bermanfaat bagi ratusan hektar sawah yang ada di empat desa.

"Jika dapat dilakukan pembangunan bendung, manfaatnya akan dapat dirasakan lahan pertanian di wilayah Tenggeran, Purwodadi, Pepedan hingga Karangjongkeng. Selain itu tentu bisa mengendalikan arus air," kata Makmur. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: