Reporter:
Gabriel Kristi|
Editor:
Gabriel Kristi|
Selasa 21-06-2022,18:31 WIB
Rembang (DiswayJateng) -
Senior Manajer Komunikasi dan CSR PTSG Dharma Sunyata menandaskan, pemanfaatan
limbah kulit merupakan bagian dari perbaikan berkelanjutan untuk mencapai manufacturing excellence agar operasional pabrik lebih efisien serta mengurangi tingkat polusi udara karena rendah emisi. Selain itu,
limbah kulit dinilai lebih ekonomis karena dengan 1 ton
limbah kulit mampu menggantikan 1,05 ton batubara.
“Sesuai hasil analisis laboratorium, menunjukan limbah sisa produksi tas memiliki kandungan kalori yang cukup tinggi (> 4.000 kal). Dengan demikian, limbah sisa produksi tas ini sangat berpotensi untuk dapat dimanfaatkan sebagai
bahan bakar alternatif disamping bahan bakar utama batubara, “ ujar Dharma dalam siaran persnya, Selasa (21/6).
Dikatakannya, uji coba pemanfaatan
limbah kulit ini dilaksanakan sejak Maret 2022 lalu. Hingga Mei 2022 lalu, sekitar 122 ton limbah dari perusahaan tas di Kabupaten Grobogan berhasil diolah menjadi AFR. Lanjut Dharma, target TSR (thermal substitution rate) di tahun 2022 adalah 0,39%.
Dia menambahkan, tantangan industri semen di Tanah Air terutama ditengah kenaikan harga komoditas batu bara hingga saat ini, strategi keunggulan operasi perusahaan yang paling utama adalah cost leadership, keberlanjutan lingkungan, dan inovasi.
Inovasi menggunakan
limbah kulit sebagai
bahan bakar alternatif, lanjut dia, juga merupakan kesungguhan perusahaan atas komitmen sistem manajemen lingkungan yang handal, efisiensi energi, hingga penurunan emisi dalam jangka panjang.(
GBR)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News