Rob Terparah di Kota Tegal, Sudah Tiga Hari Ratusan Rumah Warga Terendam Rob dan Puluhan Orang Mengungsi

Rob Terparah di Kota Tegal, Sudah Tiga Hari Ratusan Rumah Warga Terendam Rob dan Puluhan Orang Mengungsi

Kendaraan bermotor nekat melintas perumahan Pondok Martoloyo yang terendam banjir rob selama tiga hari. (FOTO AGUS WIBOWO/RADAR TEGAL)--

TEGAL (Disway Jateng) – Banjir Rob yang berasal dari air laut pasang sejak Senin (23/5) merupakan kejadian terparah sepanjang tahun ini. Pasalnya, selama tiga hari berturut- turut, warga yang berada di RW XI di Kelurahan Panggung, Tegal Timur, terendam banjir hingga Rabu (25/5).

Akibatnya, sekitar 50 KK yang masuk di 5 RT itu banyak yang mengungsi karena rob selain menggenangi pelataran juga masuk ke dalam rumah, seperti dikatakan warga Perumahan Pondok Martoloyo, Eva Riyanto.

Pria yang mengaku sudah 31 tahun tinggal di RW XI Panggung itu baru kali ini merasakan dampak hebat musibah rob. “Puluhan tahun tinggal di sini, baru kali ini rob selama tiga hari tak kunjung surut," kata Eva.

Dia menyebutlam, awal adanya rob mengalir ke perumahan Pondok Martoloyo saat ada pembangunan Bumi Perkemahan (Bumper) di Jalan Halmahera. Kemudian, banyak juga tambak- tambak yang kini tumbuh menjadi rumah atau pemukiman warga.

"Namun biasanya jika terjadi rob, hanya sehari atau beberapa jam saja. Kini rob bisa berturut- turut selama tiga hari dan airnya besar," jelasnya.

Riyanto menyebut banyak warga yang mengungsi. Hal ini karena rumah mereka digenangi rob. "Belum ada bantuan sembako dari BPBD atau Dinsos. Kalau makanan memang ada. Kami melihat mereka dari beberapa unsur ormas atau komunitas," ungkapnya.

Dia berharap pemerintah bisa kembali meninggikan pondasi dari sungai. "Minimal setengah meter dari ketinggian jalan. Sehingga air tidak meluap," paparnya.

Hal serupa dikatakan Marbot Masjid Syuhada, Duta. Dia menyatakan masjid yang ada di Perumahan Pondok Martoloyo ikut terendam rob. Bahkan selama tiga hari masjid tidak difungsikan.

"Alhamdulillah, untuk bantuan makanan memang banyak. Baik dari Dinsos, maupun BPBD termasuk sejumlah komunitas dan ormas," jelasnya.

Namun demikian, bantuan dipusatkan di rumah Pak RW. Nanti RW menyalurkan ke warga. Tidak ada posko kesehatan atau posko terpusat yang didirikan.

Duta menambahkan, selain pada 2018, tahun ini merupakan tahun musibah rob terparah. Sebab selama tiga hari berturut turut air tak kunjung surut. "Belum lagi, pondasi sungai yang jebol," tukasnya.

Duta berharap ada solusi dari pemerintah untuk bisa mengatasi rob. Sehingga pemukiman Pondok Martoloyo bisa kembali seperti dulu.

"Ya seringnya terjadi rob, membuat banyak warga yang berusaha menjual rumahnya," jelasnya.

Sementara itu, Ipung mengaku terpaksa mengungsi di rumah mertuanya di Jalan Martoloyo.

"Ngungsi, Mas. Ini terpaksa pakai kulot (daster) milik istri, karena semua perabotan terendam banjir," katanya.

Dia berharap rumah dan pemukiman Pondok Martoloyo yang terendam banjir rob segera surut. "Kami sudah capek. Rob terus. Belum lagi kami harus membersihkan kotoran bekas rob," ujarnya. (gus/wan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radar tegal