SLAWI, diswayjateng.com – Gelombang kasus bullying di kalangan pelajar Kabupaten Tegal kembali memantik amarah publik. Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Tegal, H. Bakhrun, pun angkat bicara lantang dan meminta semua pihak berhenti menormalisasi kekerasan di sekolah.
Aksi perundungan yang kian brutal, bahkan disebut telah merenggut nyawa, menjadi sinyal darurat bagi dunia pendidikan. “Ini bukan lagi kenakalan remaja biasa. Bullying sudah sangat serius, bahkan ada korban yang sampai kehilangan nyawa. Ini harus dihentikan,” tegas Bakhrun, Jumat (19/12/2025).
Politisi PKS itu menyebut, maraknya perundungan harus menjadi alarm keras bagi sekolah, orang tua, dan pemerintah daerah. Saat Komisi IV DPRD melakukan kunjungan lapangan ke sejumlah sekolah, keresahan para guru mencuat ke permukaan.
Mereka menghadapi dilema besar, kenakalan remaja yang semakin kompleks, lemahnya karakter siswa, hingga intimidasi antarpelajar yang seolah tak pernah padam.
BACA JUGA:Pengawasan Lemah, Aksi Bullying Kembali Terjadi di Sekolah Dasar Sragen
BACA JUGA:Ketimpangan Pemicu Bullying di Sekolah, Peran Guru di Jepara Meratakan Perbedaan
“Kami mendengar langsung keluhan guru-guru. Mereka butuh dukungan nyata, penguatan, dan sinergi. Jangan sampai guru dibiarkan berjuang sendirian menghadapi situasi seperti ini,” ujarnya.
Bakhrun menilai, kasus bullying selalu berangkat dari ketimpangan relasi antara pelaku dan korban. Pelaku merasa lebih kuat, lebih hebat, sementara korban dianggap lemah atau berbeda. Celah inilah yang memicu kekerasan berulang.
“Ada gap yang dibiarkan tumbuh. Ini sangat berbahaya dan harus diputus lewat pendidikan karakter,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya penanaman nilai moral sejak dini, mulai dari rasa saling menghargai, empati, hingga kesadaran bahwa tidak ada siswa yang lebih tinggi dari yang lain. Menurutnya, sekolah harus menjadi ruang aman, bukan tempat unjuk kekuasaan.
BACA JUGA:Lawan Bullying, Robby Tegaskan Pentingnya Pendidikan Karakter Sejak Usia Dini
BACA JUGA:Marak Kasus Bullying di Tegal, Komisi IV DPRD Angkat Suara
“Tidak boleh ada yang merasa jagoan. Semua pelajar setara dan punya hak untuk merasa aman,” tandasnya.
Meski belum mengantongi data pasti jumlah kasus perundungan di Kabupaten Tegal, Bakhrun memastikan DPRD siap turun tangan. Sinergi dengan sekolah, Dinas Pendidikan, tokoh masyarakat, hingga pemangku kebijakan lainnya akan diperkuat, termasuk memberikan edukasi langsung kepada siswa.
Tak hanya soal bullying, Bakhrun juga menyoroti maraknya kekerasan terhadap anak dan perempuan. Ia meminta masyarakat berani melapor sejak dini dan tidak menunggu kekerasan berulang.