SEMARANG, diswayjateng.com – Pendidikan karakter merupakan tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat. Hal tersebut disampaikan Ketua Dewan Pendidikan Kota Semarang, Dr. Drs. Budiyanto, SH, MHum, dalam sarasehan pendidikan yang digelar Dewan Pendidikan Kota Semarang di Hotel Candi Indah, Jalan dr. Wahidin, Jatingaleh, Semarang, Sabtu (6/12/2025).
Dalam kegiatan bertema “Pendidikan Karakter sebagai Benteng dan Solusi untuk Kemajuan Bangsa” itu, Budiyanto menegaskan pentingnya membangun ekosistem pendidikan yang melibatkan sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Menurutnya, seluruh pihak harus peduli dalam menciptakan lingkungan yang mendidik.
“Agar anak bisa berperilaku baik dan memahami sopan santun, tidak cukup hanya mengandalkan guru. Lingkungan keluarga dan masyarakat juga harus berperan aktif dalam menanamkan karakter,” ujarnya.
Ia menambahkan, aktivitas anak di luar sekolah dan keluarga juga memerlukan perhatian masyarakat.
Pengawasan diperlukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Salah satu bentuk kontrol sosial tersebut, lanjutnya, adalah mengawasi atau membubarkan kerumunan anak usia sekolah yang nongkrong di tepi jalan.
“Pendidikan karakter berlangsung selama 24 jam. Sekolah, keluarga, dan masyarakat sama-sama mempengaruhi pembentukan karakter anak,” jelasnya.
Budiyanto juga meminta kepala sekolah serta komite sekolah memberi perhatian lebih terhadap pergaulan siswa setelah jam sekolah.
Ia menilai, pemberian pendidikan atau kegiatan tambahan akan lebih bermanfaat untuk mengarahkan anak pada kegiatan positif.
Ia menegaskan bahwa nilai kejujuran, kesadaran beragama, dan cinta tanah air merupakan pondasi penting dalam membangun karakter generasi masa depan.
“Jika karakter jujur, berlandaskan agama, dan cinta tanah air tertanam kuat, maka anak-anak akan tumbuh menjadi generasi yang memajukan bangsa,” katanya.
Menjawab pertanyaan peserta, Budiyanto menuturkan bahwa Dewan Pendidikan berperan memberikan rekomendasi kebijakan kepada pemerintah sehingga kolaborasi antara sekolah dan keluarga dapat berjalan optimal.
“Dewan Pendidikan menjadi mitra kepala daerah yang memberi masukan dan saran dalam penyusunan kebijakan,” terangnya.
Terkait tekanan yang dialami guru karena keterbatasan peran atau kekhawatiran terhadap Undang-Undang Perlindungan Anak, Budiyanto menilai perlu adanya regulasi yang juga melindungi guru.
Ia turut mengapresiasi pernyataan Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, yang menyebut guru sebagai benteng masa depan bangsa.