SEMARANG, diswayjateng.id – Selama bulan Ramadan, Masjid Agung Kauman Semarang kembali menggelar tradisi Semaan dan Tafsir Alquran yang berlangsung di serambi masjid.
Kegiatan ini terus menarik ribuan jemaah dari berbagai daerah, baik warga Semarang maupun luar kota, yang datang untuk menyimak bacaan Alquran serta tafsir yang disampaikan oleh para ulama.
Masjid yang terletak di depan Alun-Alun Kota Semarang ini menjadi pusat kajian Islam selama Ramadan, di mana lantunan ayat suci menggema di setiap sudutnya.
Jemaah, baik laki-laki maupun perempuan, mengikuti Semaan dengan penuh khidmat, membawa mushaf masing-masing untuk menyimak bacaan yang dipimpin oleh KH Abdul Hakim.
BACA JUGA:Refleksi 5 Tahun Bupati Tegal Umi Azizah Diisi Semaan Alquran dan Dzikrul Ghofilin Mantab
Dalam sesi Semaan, KH Abdul Hakim tak hanya melantunkan ayat-ayat suci, tetapi juga menyampaikan tafsir serta makna yang terkandung dalam setiap ayat.
Tradisi ini telah berlangsung sejak 1970-an, pertama kali dipimpin oleh KH Abdullah Umar Al-Hafidz, seorang ulama dan imam Masjid Agung Semarang yang juga mengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Quran.
Sekretaris Takmir Masjid Agung Semarang, Muhaimin SSos, menjelaskan bahwa Semaan Alquran merupakan kegiatan yang paling ditunggu oleh jemaah selama Ramadan.
Menurut Muhaimin, tradisi ini berlangsung setiap hari setelah salat Zuhur hingga menjelang Azar, dan telah diwariskan lintas generasi.
BACA JUGA:80-an Santri Mengikuti Lomba Adzan Menyombongkan Bulan Suci Ramadhan di Masjid Nurul Islam Salatiga
“Kegiatan ini sudah berlangsung lebih dari 50 tahun, diawali oleh KH Abdullah Umar Al-Hafidz, kemudian dilanjutkan oleh KH Ahmad Naqib Noor Al-Hafidz, dan kini diteruskan oleh KH Abdul Hakim, salah satu santri terakhir KH Abdullah Umar,” ujar Muhaimin saat ditemui wartawan di kantor Masjid Agung Semarang Minggu 2 Maret 2025
Ia menambahkan, setiap tanggal 26 Ramadan selalu diadakan khataman Alquran, dan keesokan harinya, para jemaah melakukan ziarah ke makam KH Abdullah Umar di Kendal sebagai bentuk penghormatan kepada ulama yang telah memulai tradisi ini.
Bagi sebagian jemaah, Semaan Alquran bukan sekadar kajian, tetapi juga menjadi momen silaturahmi dan pendalaman ilmu agama.
Salah satunya Rista (20), mahasiswa asal Kendal, yang mengaku sudah dua tahun rutin mengikuti Semaan di Masjid Agung Semarang.
"Bagus sekali, karena bukan hanya membaca Alquran, tetapi juga memahami artinya. Jadi lebih menghayati isi Alquran," ujarnya.