Sementara itu, Yaman (55), warga asli Kauman, telah mengikuti Semaan sejak 1990-an. Baginya, kegiatan ini menjadi bagian dari rutinitas ibadah selama Ramadan.
"Setiap tahun saya sempatkan ikut, apalagi saat hari libur. Tradisi ini sudah berlangsung lama, saya ikut sejak zaman KH Abdullah Umar, kemudian KH Naqib, dan sekarang KH Hakim. Dulu, jemaah bisa sampai ribuan karena materinya disampaikan dengan santai dan penuh candaan, jadi tidak membosankan," kenangnya.
Muhaimin berharap, tradisi Semaan Alquran ini dapat terus berlanjut dan semakin banyak umat Islam yang tertarik untuk mengikuti.
“Semoga semakin banyak jemaah yang datang, agar semakin paham Alquran dan mau mengunjungi Masjid Agung Semarang, yang menjadi salah satu masjid bersejarah dan cikal bakal berdirinya Kota Semarang,” tutupnya.