DEMAK, diswayjateng – Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Hanif Faisol Nurofiq, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Didampingi Bupati Demak, Menteri Hanif mengunjungi pesisir Timbulsloko, Tambakbulusan, dan Morodemak sekaligus melakukan penanaman mangrove sebagai upaya memperkuat ketahanan pesisir.
Di beberapa spot tersebut, Hanif menyoroti tingginya tingkat degradasi pantai akibat kombinasi penurunan tanah (land subsidence) dan peningkatan permukaan air laut yang terjadi sejak 2017.
Ia menyebut kondisi tersebut diperparah oleh hilangnya vegetasi mangrove akibat pemanfaatan kawasan budi daya yang tidak ramah lingkungan karena itu penanaman mangrove dianggap penting untuk memperkuat ketahanan pesisir.
BACA JUGA: Masnuah:Krisis Iklim Mengancam Nelayan Perempuan di Wilayah Pesisir Demak, Negara Harus Hadir
BACA JUGA: Duka Warga Pesisir Kota Tegal saat Rob Datang
“Daerah-daerah di belakang mangrove mulai terdampak karena tidak adanya perlindungan vegetasi. Mangrove sejatinya berfungsi sebagai penghalang alami terhadap tekanan lingkungan di kawasan daratan,” ujar Hanif.
Berdasarkan Peta Mangrove Nasional 2021, lanjutnya, Indonesia memiliki luas mangrove sekitar 3,44 juta hektar, menjadikannya yang terbesar di dunia dengan kontribusi 23,5 persen secara global.
Dari jumlah tersebut, 3,2 juta hektare merupakan hutan bakau lebat, sementara sisanya berupa bakau sedang dan jarang. Kabupaten Demak dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi proyek percontohan rehabilitasi mangrove.
“Mangrove memiliki fungsi penting dalam mengurangi krisis iklim, khususnya dalam menyimpan karbon. Ekosistem ini memiliki kemampuan penyimpanan karbon yang jauh lebih baik dibandingkan ekosistem lainnya, seperti gambut,” jelas Hanif.
BACA JUGA: Terancam Kritis, Masrukan Nelayan Pesisir Demak Lakukan Perawatan Mangrove
BACA JUGA: Rehabilitasi Pesisir oleh KKP, Kades Purworejo Minta Program Harus Berkelanjutan
Menteri Hanif menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan pihak internasional dalam upaya rehabilitasi mangrove.
Di Demak, akan dilakukan dua proyek besar, yakni melalui pendanaan internasional yang dikelola Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) dan kontribusi dari korporasi untuk budi daya mangrove.
“Target kami adalah merehabilitasi 700 hingga 800 hektare mangrove di Demak. Proposal usulan dari Pemkab Demak dan Pemprov Jawa Tengah akan menjadi dasar perencanaan anggaran yang dirancang sesuai karakteristik lokal,” tambahnya.