SEMARANG, diswayjateng.id - Sebanyak 13 siswa SLB-A atau Tuna Netra Dria Adi mengenakan berbagai macam pakaian adat dari berbagai daerah pada pekan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Dengan keterbatasannya, mereka membawakan beberapa lagu modern dan campursari pada acara yang sekaligus merayakan hari Raya Natal.
Acara ini mengusung tema Bhinneka Tunggal Ika yang diikuti siswa dari berbagai adat dan agama. Setelah itu, para siswa menyalakan lilin, berdoa bersama, dan diberi hadiah.
Raut wajah bahagia menyelimuti para siswa dan orang tua yang mendampingi pada acara tersebut.
BACA JUGA: Basarnas Semarang Gelar Apel Siaga Khusus Sambut Natal dan Tahun Baru
BACA JUGA: 12 Gereja Potensi Rawan, Polres Salatiga Petakan Potensi Kerawanan Gereja saat Perayaan Natal 2024
Kepala SLB-A Dria Adi, Sri Kamtini, menjelaskan kegiatan ini sebagai puncak semester gasal sebagai implementasi pembelajaran oleh para guru kepada siswa, terutama di bidang kesenian. Karena memang sebagian besar, para siswa sangat menyukai musik.
"Selain bidang studi, kegiatan ini juga sebagai terapi untuk anak-anak," jelasnya, Kamis, 19 Desember 2024.
Diceritakan, para siswa berlatih musik mulai Oktober hingga Desember awal. Dengan durasi seminggu dua kali, ada yang satu jam, ada juga yang dua jam setiap berlatih.
"Ketika mendekati hari H, kita intens berlatih dua jam latihannya," jelasnya.
Sesuai keragaman Bhineka Tunggal Ika yang diterapkan, para siswa mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah. Melalui tema
"Hendaklah Kamu Saling Mengasihi", para siswa memiliki latar belakang yang beragam, ada yang muslim, ada yang Katholik, ada juga yang Kristen, ada yang dari Tionghoa, ada yang dari Jawa selalu menjunjung tinggi keragaman.
Ia berharap, para siswa memiliki karakter yang saling menghargai perbedaan. "Kami siap membuka pendaftaran untuk Tuna Grahita," imbuhnya.
Septiana Endra salah satunya. Orang tua dari Ilario Narendra, siswa kelas IV atau Multiple Disability with Visual Impairment (MDVI) mengaku sudah menyekolahkan anaknya di SLB-A Dria Adi sejak TK. Karena selain dekat dengan rumahnya di Purwoyoso, anaknya yang akrab disapa Rio ini memiliki virus torch (atau virus selama kehamilan) yang menyerang mata.