JEPARA, diswayjateng.id - Kondisi lesunya pasar mebel di Indonesia khususnya di Kabupaten Jepara, tentu saja memicu keprihatinan banyak pihak. Salah satunya oleh para pengusaha yang tergabung Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI).
Karena itu, berbagai langkah strategis kini dilakukan oleh organisasi yang mewadai para pelaku industri mebel dan kerajinan di Indonesia untuk menggairahkan kembali kondisi pasar yang lesu.
Salah satu cara yang ditempuh yakni menggelar pelatihan “HIMKI Furniture Bootcamp” di Palm Beach Hotel Jepara.
Selain sesi materi, kegiatan ini juga diselingi dengan kunjungan ke sejumlah perusahaan industri mebel dan kerajinan di Bumi Kartini.
BACA JUGA:ASN Jepara Tak Perlu Takut Bencana Politik, Jika Tetap Netral dan Profesional
pelatihan “HIMKI Furniture Bootcamp” ini dihadiri Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) HIMKI Pusat Abdul Sobur dan Sekjend DPP HIMKI Maskur Zaenuri. Kemudikan diikuti sejumlah pengurus DPD HIMKI dan peserta dari anggota HIMKI baik dari Jepara maupun luar daerah.
Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur mengatakan, masa pandemi Covid-19 dan kelesuan pasar global, membuat industri mebel di Indonesia khususnya di Jepara sulit untuk bangkit kembali.
“Namun di sisi lain, pertumbuhan kinerja ekspor mebel di negara tetangga, Vietnam jauh lebih berkembang dibanding Indonesia,” ujar Abdul Sobur Minggu 6 Oktober 2024.
Karena itu, kata Sobur, langkah yang harus dilakukan salah satunya adalah perlunya pengembangan desain, inovasi dan efisiensi. Ia juga mengajak pengusaha mebel dan kerajinan untuk memahami filosofi Monozukari Jepang.
BACA JUGA:Foto Bareng Cabup Witiarso, Tujuh ASN Jepara Terbukti Langgar Etika Netralitas
“Monozukuri berarti sikap memiliki semangat untuk menciptakan dan memproduksi produk-produk unggul yang diimbangi dengan kemampuan untuk terus menyempurnakan proses dan sistem produksi di dalamnya”, kata Abdul.
Sobur menjelaskan, filosofi Monozukuri menekankan pada pentingnya proses produksi yang sarat dengan kedisiplinan. Selain itu, sarat ketelitian, kesungguhan yang dilaksanakan secara konsisten.
Menurut Sobur, filosofi itu telah berakar selama satu milenium pada masyarakat Jepang. Kemudian telah berhasil mengantarkan negara Jepang menjadi kekuatan ekonomi terbesar dunia setelah Amerika.
BACA JUGA:Angkat Potensi Batik Bumi Kartini, Pendopo Jepara Dijadikan Ruang Promosi
“Berbekal filosofi ini, perusahaan di Jepang, Toraya berhasil melahirkan berbagai inovasi sistem teknologi pendukung industri sehingga mampu bertahan 445 tahun lebih”, terangnya.
Tujuan Penting Furniture Bootcamp
Sementara itu, agenda pelatihan HIMKI Furniture BootCamp kali ini memiliki tiga tujuan penting. Yakni meningkatkan kompetensi teknis para peserta, sehingga mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan industri furniture dan kerajinan dalam aspek teknik produksi dan standarisasi produk.
Tujuan selanjutnya yakni meningkatkan kapasitas dan kualitas mengelola usaha mebel berkualitas ekspor, sesuai dengan persyaratan mutu dan permintaan pasar global.
Tujuan terakhir pelatihan ini untuk dapat memajukan industri furniture dan kerajinan di kawasan sentra permebelan dan sekitarnya.
BACA JUGA:Warga Pesisir Jepara Resah Dampak Ekploitasi Pasir Laut
Sedangkan sasaran dan penerima manfaat pelatihan itu, adalah 37 industri kecil menengah (IKM ) mebel anggota HIMKI dari 18 wilayah DPD HIMKI di Jawa dan luar Jawa.
Penerima manfaat yakni pelaku usaha yang telah memproduksi produk mebel, maupun calon IKM mebel yang mempunyai potensi kemampuan layak untuk mengembangkan usahanya di bidang permebelan.