SRAGEN, diswayjateng.id - Situasi kian memanas menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Sragen. Beberapa tempat muncul spanduk yang menuntut ketua tim pemenangan Sigit Pamungkas-Suroto untuk meminta maaf pada ASN.
Hal itu akibat dari sebuah cuplikan video yang seolah-olah menyebutkan PNS terkait pindahnya kantor Pemkab yang lama ke kantor pemda terpadu.
Spanduk yang bertuliskan tuntutan kepada Agus Fathurrahman yang juga seorang mantan Bupati Sragen untuk meminta maaf pada PNS bertebaran di sejumlah tempat.
Setidaknya ada 10 lokasi yang berkaitan meminta Agus Fathurrahman minta maaf. Namun tidak jelas kelompok mana yang memasang spanduk tersebut.
BACA JUGA:Dituding Berpihak Paslon di Pilkada, Enam Pejabat ASN Kudus Siap Diperiksa Bawaslu
BACA JUGA:Acungan Simbol Jari Picu Kontroversi, PJ Bupati Kudus Bantah Tak Netral di Pilkada
Saat dikonfirmasi awak media, Agus menanggapi santai perihal spanduk itu. "Tadi pagi, saya dikirimi teman-teman. Saya diminta minta maaf ke ASN di Kabupaten Sragen," ujarnya.
Pihaknya menerangkan perihal konteks bahasan. Menurutnya apakah PNS dipindah pemikirannya jadi pikirannya menjadi jernih, hatinya semakin berpihak kepada rakyat dan sebagainya. Namun dengan kantor yang saat ini berdiri, prestasi penanggulangan kemiskinan mampu diakui dunia.
"Artinya, dengan kantor elek-elekan, ora usah nganggo kantor anyar, PNS itu kalau bupati mampu mendorong inisiatif, kreasi inovasi, memberi kepercayaan penuh kepada mereka, kemudian Bupati memberi stimulan pikiran-pikiran, mereka itu mampu berdaya," ujarnya.
Tetapi ketika sekarang justru lebih percaya kepada bangunan gedung itu akan memberikan efek pelayanan terbaik kepada rakyat.
"Saya merespon spanduk-spanduk saya disuruh minta maaf ke PNS. Kepada, ini tak garis bawahi, kepada para PNS, yang berpegang teguh pada asas dan fundamen netralitas PNS, Saya ucapkan selamat atas kekokohan Iman perjuangan hidup mereka. Tetapi, bagi para pengkhianat netralitas PNS saya sampaikan hari ini, muga-muga ada malaikat lewat, ASN pengkhianat netralitas, moga-moga dapat bendune saking gusti engkang kagungan gesang," tegasnya.
BACA JUGA:Lapas Kedungpane Semarang Siap Sukseskan Pilkada 2024
BACA JUGA:Medsos Ramai Serang Kupon Bertuliskan Angka 1, Baznas Sragen Pastikan Netral
Dia melihat beberapa oknum eselon dan yang lain-lain merasa lebih pintar memilihkan calon Bupati kepada rakyat. Itu tandanya ada pelanggaran netralitas. biarkan Rakyat Merdeka melakukan pilihan mereka masing-masing. Malah ada aturan PNS, tidak boleh main-main seperti itu.
"Kalau mulai geret-geret rakyat untuk melakukan pilihan kepada paslon tertentu, ya saya sampaikan Kesimpulan saya. Mereka itu sebenarnya bukan aparat pengabdi rakyat, tetapi mereka itu penghianat rakyat. Mereka itu bukan kebangsaan nalurinya, tetapi kebang-satan," tegasnya.