Bupropion-naltrexone adalah obat kombinasi untuk melemahkan perut. Naltrexone digunakan untuk mengobati kecanduan alkohol dan opioid.
Sedangkan bupropion adalah pengobatan untuk depresi (antidepresan) dan membantu orang untuk berhenti merokok.
Efek samping yang paling umum dari obat pelangsing perut ini adalah mual, sembelit, sakit kepala, muntah, pusing, insomnia, dan mulut kering.
Contrave tidak boleh digunakan pada pasien dengan gangguan kejang karena juga dapat menyebabkan kejang.
Obat pelangsing perut ini juga dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung. Selain itu, Contrave mengandung peringatan tentang peningkatan risiko pikiran dan perilaku bunuh diri.
3. Orlistat (Alli, Xenical).
Sebagai Obat Mengatasi Perut Buncit, orlistat bekerja dengan menyerap sekitar sepertiga lemak yang Kamu makan.
Jika dokter meresepkan orlistat, obat ini disebut Xenical. Jika dijual bebas, itu disebut Alli dan merupakan setengah dari dosis Xenical.
BACA JUGA:7 Fakta Penyebab Perut Buncit yang Jarang Orang Sadari, Salah Satunya karena Badan Kurang Gerak
Efek samping dari obat pelangsing perut ini termasuk kram perut, emisi gas, kebocoran tinja berminyak, peningkatan buang air besar dan buang air besar yang tidak terkontrol.
Efek samping obat pelangsing perut ini biasanya ringan dan bersifat sementara. Namun, efek samping obat pelangsing perut ini dapat memburuk dengan diet tinggi lemak.
4. Tilzepatide (Monjaro).
Monjaro adalah obat pertama di kelasnya yang meningkatkan kontrol gula darah dan bisa efektif untuk menurunkan berat badan.
Dalam uji klinis diabetes terhadap tirzepatide, para peneliti mencatat bahwa orang yang menggunakan tirzepatide kehilangan lebih banyak berat badan daripada orang yang menggunakan pengobatan diabetes standar.
Efek samping dari obat pelangsing perut ini termasuk mual, muntah, diare, kehilangan nafsu makan, sembelit, ketidaknyamanan perut bagian atas dan sakit perut.
5. Phentermine-topiramate (Qsymia).