Petani di Kabupaten Tegal Kapok Tanam Kedelai

Rabu 29-11-2023,19:17 WIB
Reporter : Yeri Noveli
Editor : M Sekhun

SLAWI, DISWAY JATENG - Petani di Kabupaten Tegal kebanyakan enggan menanam kedelai. Mereka kapok karena kedelai lokal jarang diminati.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (KP Tan) Kabupaten Tegal Agus Sukoco melalui Kabid Pertanian Eka Agus Priyani mengatakan, sentra penghasil kedelai di Kabupaten Tegal berada di dua kecamatan. Yakni di Kecamatan Adiwerna seluas sekitar 3 hektare dan Kecamatan Suradadi 6 hektare.

BACA JUGA:Stabilkan Harga, Dinas KP Tan Kabupaten Tegal Gelar Pasar Murah

Pada pertengahan tahun 2023 ini, para petani di dua kecamatan itu mendapatkan bantuan benih kedelai dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

"Bantuan itu berupa benih kedelai, untuk luas lahan 11 hektare. Benih itu dibagi untuk dua kecamatan," kata Eka, saat ditemui di kantornya, baru-baru ini.

Kala itu, lanjut Eka, para petani masih semangat. Mereka berharap hasil panen bisa melimpah. Namun, setelah panen, hasilnya tidak sesuai harapan.

BACA JUGA:Agar Terarah, Dinas KP Tan Kabupaten Tegal Mulai Menyusun Programa Penyuluhan 2024

Di Kecamatan Adiwerna hasil panen hanya 2,1 ton kedelai. Sedangkan di Kecamatan Suradadi lebih parah. Hanya 1 ton. Padahal, selama 3 bulan sejak awal tanam hingga panen, biayanya sangat tinggi. Biaya produksi hampir sama dengan tanam bawang putih.

Karena itulah, petani kedelai di Kabupaten Tegal sekarang cenderung kapok. Mereka enggan menanam kedelai karena hasilnya tidak memuaskan.

BACA JUGA:Dinas KP Tan Kabupaten Tegal Dorong Petani Tembakau Ikut Asuransi

"Padahal bulan ini ada bantuan benih kedelai lagi untuk luas lahan 50 hektare. Tapi petani menolak. Mereka tidak mau menanam kedelai lagi," ujarnya.

Eka tak menampik, kedelai memang dibutuhkan masyarakat Indonesia. Akan tetapi, kebutuhan kedelai saat ini diimport. Pada 2022, importir kedelai di Indonesia terbesar dari Amerika Serikat.

BACA JUGA:Dinas KP Tan Kabupaten Tegal Gencar Sosialisasikan Geospasial

Kedelai dari luar negeri lebih besar dibanding dari lokal Indonesia.

"Kedelai lokal tidak laku. Sehingga petani kapok menanam kedelai," tutupnya. (ADV)

Kategori :