SLAWI, DISWAY JATENG - Produksi bawang putih di Kabupaten Tegal anjlok. Hal itu karena hadirnya bawang putih impor. Harganya lebih murah. Umbinya juga lebih besar.
Kondisi itupun mendapat sorotan dari Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Tegal, Bakhrun, Rabu 25 Oktober 2023.
Menurut politikus PKS ini, mestinya Bank Indonesia (BI) Tegal yang telah memberikan pendampingan sejak 2015 lalu, dapat membantu para petani bawang putih di wilayah Kabupaten Tegal.
BACA JUGA:Siswa SMK Peristek Pangkah Kabupaten Tegal Gelar Service dan Cuci Motor Gratis
"Dari awal kan BI telah memberikan pendampingan kepada petani bawang putih di sini (Kabupaten Tegal). Mestinya, BI bisa memberikan solusi agar bawang putih bisa dipasarkan dengan baik," kata Bakhrun.
Disebutkan, petani bawang putih di Kabupaten Tegal ini mayoritas berada di Kecamatan Bojong dan Bumijawa. Sejak 2015 lalu, penanaman bawang putih digaungkan kembali di wilayah tersebut setelah puluhan tahun sempat berhenti.
Ketika kali pertama projek itu dicanangkan oleh BI, banyak petani di Kabupaten Tegal yang berlomba-lomba menanam bawang putih. Karena saat itu, pemasaran bawang putih akan dibantu oleh Bank Indonesia.
BACA JUGA:Sebanyak 37 Lulusan Prodi Kebidanan Poltek Harber Kota Tegal Angkat Sumpah dan Janji
"Tapi sekarang, para petani bawang putih di Bojong sudah mulai lesu. Mereka sudah tidak lagi menanam bawang putih karena tidak ada yang memasarkannya. Mereka malah beralih menanam bawang merah," kata Bakhrun membeberkan.
Dia berharap, ada kebijakan yang propetani dari pemerintah pusat. Sehingga petani dapat hidup sejahtera sesuai harapan pemerintah. Menurut Bakhrun, sulitnya memasarkan bawang putih ini, kemungkinan ada oknum yang menyalahgunakan.
BACA JUGA:Puluhan Hektare Hutan Lindung di Kabupaten Tegal Rusak, Kok Bisa?
"Oknum ini harus diberantas. Jangan sampai merugikan petani," cetusnya.
Sebelumnya, Bupati Tegal Umi Azizah membenarkan jika kondisi petani bawang putih di Kabupaten Tegal lesu. Hal itu lantaran pengaruh dari bawang putih impor.
"Kondisinya saat ini memang sedang lesu. Ada oknum yang bermain. Harusnya pemerintah pusat memberikan kebijakan yang propetani," tandasnya. (ADV)