Tato dapat mempengaruhi kinerja sistem kelenjar getah bening yang berfungsi untuk membersihkan bakteri dan benda asing dari tubuh.
Jika sistem ini terganggu, dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening dan risiko infeksi yang lebih tinggi.
8. Kesulitan Diagnosis Medis
Beberapa tato terletak di area yang penting dalam proses diagnosa medis, seperti pada daerah yang umumnya digunakan untuk mengamati detak jantung atau memasang infus.
Tato yang besar atau terlalu mencolok dapat menghambat proses diagnosis medis yang akurat.
9. Kesulitan dalam Melakukan Pemindaian Imaging
Tato yang mengandung logam atau tinta bercahaya dapat menyebabkan artefak pada pemindaian imaging seperti MRI.
Ini dapat menyulitkan dalam mendiagnosis kondisi medis yang mungkin memerlukan pemindaian yang akurat.
10. Penyakit Kulit Berjangkit
Jika peralatan tato tidak steril atau jika praktik tato dilakukan di tempat yang tidak higienis, ada risiko tertular penyakit kulit berjangkit seperti MRSA (methicillin-resistant Staphylococcus aureus) atau infeksi jamur.
BACA JUGA: permasalahan kulit yang sering muncul ketika cuaca panas
Meskipun tato merupakan bentuk seni dan ekspresi diri yang populer, penting untuk mempertimbangkan risiko kesehatan kulit yang terkait dengannya.
Sehingga apabila anda mempertimbangkan untuk mendapatkan tato, pastikan untuk memilih studio tato yang terpercaya, mengikuti prosedur kebersihan yang ketat, dan berkonsultasi dengan profesional medis jika anda memiliki kondisi kulit yang sensitif atau penyakit autoimun.
Oleh karena itu, dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan kulit harus selalu menjadi prioritas utama dalam pengambilan keputusan terkait tato. (*)