Remaja Pelaku Tawuran Dipertemukan Orang Tua, Pemkot Semarang Lakukan Pembinaan Terhadap Pelajar

Remaja Pelaku Tawuran Dipertemukan Orang Tua, Pemkot Semarang Lakukan Pembinaan Terhadap Pelajar

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mempertemukan remaja yang tertangkap tawuran di Mapolrestabes Semarang, Kamis 28 November 2024--istimewa

SEMARANG, diswayjateng.id - Puluhan remaja yang terjaring dalam aksi tawuran antar geng dipertemukan orang tua di Mapolrestabes Semarang. 

Dalam pertemuan tersebut, para remaja yang berusia antara 13 -17 tahun ini di beri kesempatan untuk sungkem dan memohon maaf kepada kedua orang tua yang sudah dihadirkan pihak Pemkot Semarang dan Polrestabes Semarang

Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengambil langkah tegas dalam pembinaan pelajar guna mencegah kenakalan remaja dan perilaku tawuran yang meresahkan masyarakat. 

Dirinya bersama Kapolrestabes Semarang, OPD terkait, serta para remaja yang tertangkap tawuran, menyampaikan komitmen Pemerintah Kota atau Pemkot Semarang untuk mendampingi dan membina anak-anak yang terlibat dalam aksi tawuran. 

BACA JUGA: Aksi Solidaritas di Semarang: Protes terhadap Penembakan Pelajar SMKN 4

BACA JUGA: Polisi Tahan Pelaku Penembakan Siswa SMKN 4 Semarang

“Kami percaya, anak-anak kita pada dasarnya baik. Namun, mungkin ada salah pergaulan atau kurang perhatian, baik dari lingkungan rumah maupun sekitarnya,” ujar Wali kota yang akrab disapa Mbak Ita, Kamis, 28 November 2024. 

Ia menegaskan pentingnya memahami akar masalah yang mendorong perilaku menyimpang tersebut. Pemkot Semarang, lanjut Mbak Ita, akan hadir untuk bersama-sama mengurai penyebab, memberikan perhatian, dan mendukung pembinaan anak-anak ini agar mereka tidak mengulangi kesalahan. 

Dalam langkah pencegahan, Pemkot Semarang telah mengimplementasikan program Rumah Duta Revolusi Mental (RDRM) yang menyediakan ruang konsultasi bagi anak-anak dan orang tua. Program ini melibatkan psikolog dan berbagai dinas terkait seperti Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) untuk menangani kasus bullying, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), hingga anak putus sekolah. 

“Di RDRM ada banyak tenaga psikolog professional, tidak perlu takut untuk datang dan berkonsultasi. Banyak psikolog yang siap membantu, dan privasi Anda tetap terjaga,” tegas Mbak Ita. 

BACA JUGA: Ormas dan LSM Desak Transparansi Polisi dalam Kasus Penembakan Siswa

BACA JUGA: LBH Petir Desak Penyelidikan Independen Kasus Penembakan Siswa oleh Polisi

Pihaknya ingin memastikan anak-anak, yang merupakan harapan bangsa, kembali memiliki masa depan yang cerah. Dirinya sekaligus mengajak seluruh pihak untuk berkolaborasi dalam membentuk lingkungan yang mendukung tumbuh kembang generasi muda. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: