LBH Petir Desak Penyelidikan Independen Kasus Penembakan Siswa oleh Polisi
Zaenal Petir didampingi siswa SMK negeri 4 Semarang dan guru dalam jumpa pers di SMK negeri 4 Semarang, Selasa 26 November 2024.-Umar Dani -
SEMARANG, diswayjateng.id – Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pengemban Titipan Rakyat (Petir) menilai pernyataan Kapolrestabes Semarang terkait penembakan siswa oleh polisi sebagai anggota geng motor atau "kreak" perlu ditelusuri kebenarannya.
Koordinator LBH Petir, Zaenal Abidin, meminta dibentuknya tim pencari fakta independen yang melibatkan Kompolnas, Komnas HAM, dan Komisi III DPR RI untuk menyelidiki kasus ini secara menyeluruh.
Menurut Zaenal, tuduhan tersebut bertentangan dengan kesaksian pihak sekolah dan teman-teman korban yang menggambarkan korban sebagai siswa berprestasi.
"Korban adalah anggota paskibraka dan telah memenangkan lomba Peraturan Baris-Berbaris (PBB) di Akpol. Ini membuktikan bahwa dia adalah siswa yang baik dan berprestasi," tegas Zaenal.
Zaenal juga menegaskan LBH Petir akan memberikan pendampingan hukum kepada keluarga korban agar kasus ini terang benderang.
Lebih lanjut Zaenal menilai, polisi telah melakukan kekeliruan, Maka saya berharap, Kapolres yang sudah membuat statemen , tiga anak SMK yang ditembak oknum polisi Satres narkoba , ini harus di ungkap yang sebenarnya.
"Karena ada hal-hal yang ditutup-tutupi, ada yang saya menduga itu tidak fair, atas pernyataan dari Kapolrestabes yang menyebutkan korban melakukan perlawanan" ungkap Zaenal dalam jumpa pers di SMK negeri 4 Semarang, Selasa 26 November 2024.
Zaenal meminta Kapolres untuk lebih fokus mengungkap kasus penembakan terhadap siswa SMK daripada mengaitkan dengan kasus tawuran .
"Jadi locus delicity dan tempusnya jangan di campur dengan yang lain" katanya.
Karena pada saat itu Polrestabes sedang melakukan pengamanan di tiga tempat tawuran atau kreak, tolong di fokuskan yang ini (kasus penembakan, red) bukan yang lain,
Karena siswa SMK yang menjadi korban penembakan bukan kreak atau anggota gangster.
"Saya tidak meyakini bila siswa SMK itu ikut dalam tawuran, makanya saya berharap, Mabes Polri , Komnas HAM, Komnas anak, kompolnas dan komisi 3 DPR untuk segera turun tangan untuk melihat secara langsung melakukan investigasi, dan membentuk tim pencari fakta " tegas Zaenal.
Zaenal mengakui banyak informasi simpang siur yang berkembang, ada yang menyebutkan kasus itu bermula karena ada serempetan antara korban dengan anggota sehingga polisi tidak terima dan menembak korban, sehingga perlu tim pencari fakta, ndependen untuk mencari fakta untuk memastikan kebenaran kejadian tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: