“Dulunya rusak, aspal rusak karena dilalui truk batu. Tapi sekarang sudah ditata bagus. Otomatis meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena untuk hasil pertanian dulu dipikul, sekarang sudah bisa pakai motor atau mobil,” paparnya.
Tokoh Masyarakat Desa Pesanggrahan, Tugiyo mengatakan bahwa dampak positif setelah betonisasi jalan tersebut adalah adanya peningkatan perekonomian yang sangat tajam.
“Dampak postifnya adalah perekonomian dalam satu tahun sangat meningkat tajam. Terlihat warung-warung muncul di pinggir jalan banyak banget. Dan juga agrowisata Kampung Durian baru rintinsan saja itu wisatawan terutama pesepeda luar biasa. Dulu mustahil bersepeda sekarang banyak yang bersepeda, cari singkong bakar, gadung goreng, dan durian kalau musim,” ungkapnya.
Selain itu, kemudahan akses jalan juga dirasakan oleh para petani di desanya. Dulu saat jalan masih rusak, petani terpaksa memikul hasil panennya untuk dijual. Namun, sekarang sudah bisa pakai kendaraan bermotor.
“ Ada 80 persen warga di sini adalah petani. Untuk mengangkut hasil panen sangat memprihatinkan yakni dipikul. Setelah jalan dibangun pikulannya hilang, dampak pembangunan jalan pengangkutan hasil pertanian mudah dan memangkas pengeluaran dari petani. Hasil bumi, sementara unggulanhya singkong, cengkeh, kelapa, makanan tradisional semacam gadung,” imbuhnya.
Kondisi tersebut, jelas Tugiyo, juga membuat harga lahan atau tanah di desanya naik drastis. Harga tanah yang dulunya hanya Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta per satu ubin setara 14 meter persegi, kini naik di atas Rp 3 juta.
“Harga lahan dulu hanya Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta per ubin atau 14 meter persegi, sekarang per ubin Rp 3 juta tidak boleh,” terangnya.
Begitu juga dengan pola pikir masyarakat yang berubah menjadi lebih baik setelah adanya akses jalan yang bagus.