Make Up Artist Jadi Senjata Baru Gen Z Pekalongan Hadapi Pengangguran

“Lebih dari 50 persen berusia di bawah 35 tahun. Ini sinyal bahwa semangat wirausaha makin menggeliat,” katanya. Ia tak ingin warganya sekadar menjadi penonton dalam kompetisi ekonomi kreatif yang makin kompetitif.

Hartini menambahkan bahwa pelatihan ini menggandeng instruktur profesional dari brand Makeover yang sudah punya nama di dunia kecantikan.

BACA JUGA:Dinamika Haji Furoda 2025, Wakil Bupati Pekalongan Imbau Gunakan Kuota Resmi Pemerintah

BACA JUGA:Telur Berdiri dan Kapal Terbakar, Khidmatnya Ritual Peh Cun Kota Pekalongan 2025

Pelatihan disusun secara menyeluruh: mulai dari teknik rias dasar, tren gaya rias masa kini, hingga simulasi merias untuk berbagai kebutuhan.

“Kami tidak mau peserta hanya bisa mengoles bedak. Mereka harus siap tampil sebagai MUA profesional yang tahu tren pasar dan bisa membaca selera klien,” ujar Hartini.

Keputusan menggandeng Makeover dinilai strategis, mengingat kebutuhan pasar akan jasa tata rias terus meningkat.

Pernikahan, wisuda, pemotretan, hingga acara-acara formal membutuhkan sentuhan MUA, dan itu artinya ada ceruk ekonomi yang bisa digarap.

BACA JUGA:236 Pendekar Muda Kota Pekalongan Adu Jurus di Kejuaran Silat Walikota Cup

BACA JUGA:Tanggul Dijebol Rob Lagi , Walikota Pekalongan Minta Bantuan Gubernur Jateng

Tak hanya belajar, peserta juga diarahkan untuk membangun portofolio dan strategi pemasaran jasa mereka.

Dinperinaker Kota Pekalongan memang tidak main-main dalam mencetak wirausaha muda.

Pelatihan seperti ini akan terus digelar di berbagai kelurahan, sesuai dengan potensi wilayah dan minat masyarakat setempat.

Bagi mereka yang semula hanya coba-coba di depan kaca, kini pelatihan ini memberi jalan agar sapuan kuas di wajah bisa menghidupi rumah tangga.

Lebih dari sekadar merias, peserta diajak merancang masa depan yang lebih pasti di tengah ketidakpastian lapangan kerja konvensional.

Sumber: