Telur Berdiri dan Kapal Terbakar, Khidmatnya Ritual Peh Cun Kota Pekalongan 2025

Para umat khong hu cu melakukan ritual peh cun di Taman WIsata Laut Pasir Kencana Kota Pekalongan, Sabtu 31 Mei 2025--Bakti Buwono/ diswayjateng.id
PEKALONGAN, diswayjateng.id - Pantai Pasir Kencana Kota PEKALONGAN kembali menjadi saksi gegap gempita tradisi ritual Peh Cun 2025 yang sarat makna dan aroma dupa.
Ribuan pengunjung dan umat Khonghucu memadati area Taman Wisata Laut (TWL) Pasir Kencana, menyambut ritual Peh Cun yang dirayakan setiap tanggal 5 bulan 5 menurut penanggalan Tionghoa.
Festival Peh Cun di Kota Pekalongan 2025 ini dibuka dengan sembahyang pada Tuhan pencipta lalu dilanjutkan dengan prosesi unik mendirikan telur tepat pukul 12 siang.
Konon, hanya pada hari inilah posisi bumi, bulan, dan matahari sejajar, sehingga telur bisa berdiri tegak tanpa penopang.
BACA JUGA: Viral Lagi, Exit Tol Setono Pekalongan Jadi Sirkuit Balap Liar, Ini Kata Walikota dan Kasatlantas
BACA JUGA: 236 Pendekar Muda Kota Pekalongan Adu Jurus di Kejuaran Silat Walikota Cup
“Telur berdiri ini bukan sekadar mitos, ini lambang keseimbangan kosmik dan keharmonisan alam. Telur hanya bisa berdiri hingga pukul 13.00,” ujar Herman Mulyanto, Ketua Majelis Agama Khonghucu Indonesia, Sabtu 31 Mei 2025.
Tak hanya telur yang menarik perhatian, replika kapal menjadi puncak kemeriahan festival dan ritual Peh Cun di TWL Pasir Kencana.
Kapal itu kemudian dibakar dalam prosesi khidmat sebagai bentuk penghormatan terhadap sosok Qu Yuan atau Chi Yen, sang pahlawan penyatu enam negeri Chien yang gugur demi integritas negerinya.
“Qu Yuan adalah simbol integritas, dedikasi, dan cinta tanah air—kami mengenangnya bukan dengan tangisan, tapi lewat nyala api dan puisi,” sambung Herman.
BACA JUGA: Kasus Penganiayaan di Karangdadap Pekalongan Berakhir Damai
BACA JUGA: Lupakan Nasi! Singkong, Tahu, dan Daun Kelor Naik Kelas di Lomba Cipta Kudapan Pekalongan
Ritual Peh Cun, menurutnya, bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan bagian dari warisan budaya yang merangkul seluruh lapisan masyarakat.
Festival tahun ini juga dimeriahkan bazar kuliner khas Tionghoa, serta pentas musik dan tarian tradisional yang menarik perhatian wisatawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: