Kemendikdasmen Tak Tutup Mata, Komunitas Sastra dan Literasi Jateng Dikucuri Bantuan

Wamen Fajar Riza Ul Haq sosialisasikan bantuan ke komunitas literasi dan sastra.-arief pramono/diswayjateng.id-
SEMARANG, diswayjateng.id- Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) berkomitmen meningkatkan kapabilitas komunitas literasi dan komunitas sastra di Jawa Tengah.
Salah satu upaya yang dilakukan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) sebagai kepanjangan tangan Kemendikdasmen RI, memberikan bantuan pemerintah tahun 2025 bagi komunitas literasi dan komunitas sastra.
Sosialisasi pemberian bantuan dari pemerintah kepada pegiat literasi dan sastra, dilakukan Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq, saat penyerahan hadiah bagi pemenang Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) di Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah di Semarang.
Program bantuan ini untuk meningkatkan kapabilitas komunitas literasi dan sastra. Selain itu, memperluas jangkauan, memperkuat sinergi, serta memberikan apresiasi kepada komunitas yang aktif dan berdampak.
Di hadapan para komunitas pegiat literasi dan komunitas sastra, Wamen Fajar mengapresiasi partisipasi dan dukungan komunitas literasi dan sastra dalam meningkatkan budaya literasi.
“Dengan dukungan dari komunitas literasi dan sastra, maka kerja Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah semakin optimal,” ujar Wamen Fajar Riza.
Sebanyak 100 komunitas pegiat literasi di Jawa Tengah bakal menerima bantuan masing-masing Rp50 juta. Bagi komunitas sastra mendapatkan bantuan pemerintah dengan jumlah maksimal Rp100 juta. Sedangkan sastrawan dengan pengabdian minimal 40 tahun dan 50 tahun mendapatkan bantuan Rp 25 juta dan Rp40 juta.
Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin menambahkan, sastra dan literasi adalah kekuatan penting dalam pembangunan karakter bangsa.
Menurut Hafidz, sastra membentuk nalar dan nilai serta karakter. Komunitas literasi dan sastra adalah pilar penting dalam peran partisipasi semesta mencerdaskan generasi emas.
“Bantuan pemerintah ini adalah bentuk dukungan dan kehadiran pemerintah terhadap partisipasi masyarakat dalam peningkatan literasi dan pengembangan sastra. Untuk itu, pengelolaannya harus efisien, efektif, dan tertib administrasi,” pesan Hafidz.
Di sisi lain, Koordinator Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) Kabupaten Purbalingga, Parimim, menyambut baik program bantuan keuangan bagi komunitas literasi.
“Kami berharap bantuan pemerintah itu digunakan untuk penerbitan karya hasil dari program Menulis Desa. Ini bukan hanya soal menulis, tapi juga melestarikan identitas lokal dan memperkuat kebanggaan terhadap asal-usul,” terang Parimim.
Ungkapan serupa juga dikatakan Norman, seorang pegiat literasi dari Kota Salatiga. Ia menyoroti pentingnya mengenalkan anak-anak pada buku digital.
“Anak-anak sudah akrab dengan gawai, tapi belum terbiasa mengakses buku digital. Sinergi antara komunitas, sekolah, dan orang tua sangat diperlukan untuk menggerakkan literasi digital,” harapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: