Kunjungi Pulau Parang, Bupati Jepara Dihujani Tuntutan Warga Desa

Kunjungan Bupati Witiarso Utomo dan Wabup Hajar di Pulau Parang.-arief pramono/diswayjateng.id-
JEPARA, diswayjateng – Kunjungan Bupati Jepara Witiarso Utomo dan Wabup Muhammad Ibnu Hajar di Desa Parang, Kecamatan Karimunjawa, dihujani sejumlah tuntutan warga desa setempat. Agenda kerja ke kawasan pulau terluar di Jepara ini, sebagai rangkaian progam Bupati Ngantor di Desa Parang.
Untuk menjejakan kaki di Pulau Parang, rombongan Bupati dan Wabup Jepara membutuhkan waktu empat jam melalui jalur laut. Dua jam pertama menggunakan kapal cepat dari Dermaga Jepara menuju Dermaga Karimunjawa.
Perjalanan dua jam berikutnya dengan mengunakan kapal nelayan dari Dermaga Karimunjawa menuju Dermaga Parang yang berada di Laut Pulau Jawa.
Tiba di Balai Desa Parang, Bupati Witiarso langsung memborong berbagai produk UMKM warga empat desa di Kecamatan Karimunjawa. Yakni Desa Karimunjawa, Kemojan, Parang dan Desa Nyamuk.
Setelah itu, warga manyampaikan beragam aspirasi saat progam Bupati Ngantor di Desa Parang. Mulai dari pembangunan Puskesmas pembantu (Pustu) di Desa Parang, pengadaan kapal ambulans desa, pembangunan SMA Satu Atap dan alat pengolah sampah.
Selain itu, desakan pembangunan gardu pandang untuk wisata, sarana penerangan jalan umum (PJU), sarana pengolahan garam rakyat, peningkatan kapasitas dan sarana untuk BUMDES, progam PTSL atau Prona hingga pembangunan Dermaga di Pulau Parang.
Salah seorang warga Desa Parang, Masruh mengatakan, pembangunan dermaga penyeberangan di desanya sangat mendesak dilakukan. Sebab kehadiran dermaga bagian timur itu, bermanfaat untuk nelayan dan juga menyokong aktivitas pariwisata di Desa Parang.
Di Desa Parang ada sejumlah destinasi wisata yang potensial untuk dikembangkan. Seperti Bukit Batu Hitam, Batu Merah, Goa Sarang, Pantai Ujungrama dan Pantai Kunci dengan pasir putih dan pemandangan alam yang masih alami.
Kemudian ada empat titik destinasi wisata minat khusus, seperti snorkeling dan diving di Perairan Parang. Salah satunya seperti titik snorkeling di Takakmalang.
"Di Parang sebenarnya ada tiga dermaga, tapi semuanya tidak ada yang bisa disandari kapal penyeberangan. Kita ingin dermaga bagian timur dibangun karena yang paling potensial untuk dermaga tempat sandar kapal cepat yang biasa dinaiki wisatawan," kata Masruh.
Sementara itu, Kepala Desa Parang Zaenal Arifin menambahkan, dermaga bagian timur pernah disurvei pemerintah beberapa tahun lalu. Saat itu, diperkirakan butuh anggaran Rp 8,5 miliar untuk membangun dermaga sepanjang 260 meter dengan lebar 6 meter.
Namun sayangnya, kata Zaenal, setelah disurvei hingga sekarang belum ada tindak lanjut terkait pembangunan dermaga bagian timur.
"Semoga setelah Bupati Ngantor di Desa Parang dermaga bagian timur bisa langsung dibangun karena memang multimanfaat," ujar Zaenal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: