Koperasi Bangun Bersama Jadi Jantung Ekonomi Rumah Batik TBIG Pekalongan, Biayai Ratusan Pembatik

Ketua Koperasi Bangun Bersama Tower Bersama Group atau TBIG Nanang Tri Purwanto saat diwawancari di Rumah Batik, Selasa 13 Mei 2025--Bakti Buwono/ diswayjateng.id
PEKALONGAN, diswayjateng.id — Denyut nadi perekonomian Rumah Batik Tower Bersama Group (TBIG) di Kecamatan Wiradesa, Kabupaten PEKALONGAN, bergantung pada sebuah koperasi. Namanya Koperasi Bangun Bersama (KBB)
Koperasi Bangun Bersama ini merupakan sebuah entitas ekonomi kecil yang menjadi tulang punggung para pembatik di rumah batik tersebut.
Selama satu dekade terakhir, Koperasi Bangun Bersama ini bukan hanya menyediakan modal, tapi juga menjembatani pembatik dengan pasar.
"Kami menjalankan sistem konsinyasi, pembatik menjual ke kami, lalu kami bantu distribusinya," ujar Ketua KBB Nanang Tri Purwanto saat ditemui di Rumah Batik TBIG, Selasa 13 Mei 2025.
BACA JUGA: Mobil Klinik TBIG Terobos Gang Sempit Rawa Kedaung Demi Edukasi Gizi Seimbang
Menurutnya, koperasi mengambil alih risiko penjualan agar para pembatik bisa fokus memproduksi batik berkualitas tinggi.
Contohnya, Koperasi Bangun Bersama ini memberi modal awal Rp1 juta kepada pembatik, yang kemudian menjual batik mereka kembali ke koperasi seharga Rp1,3 juta.
Dari selisih itu, ada skema bagi hasil: 70 persen untuk pembatik, dan 30 persen untuk koperasi.
“Sekitar Rp200 ribu untuk pembatik, sisanya sekitar Rp100 ribu jadi bagian koperasi,” terang Nanang.
BACA JUGA: Menteri Wihaji Ajak Korporasi Jadi Orang Tua Asuh Ibu Hamil Lewat Genting, TBIG Sejalan
BACA JUGA: Kurikulum Unggulan TBIG: Jembatan SMK dan Dunia Kerja dengan Fasilitas Vokasi Gratis
Sistem ini bukan hanya adil, tapi juga efisien, terbukti dari catatan Non Performing Loan (NPL) koperasi yang berada di angka 0 persen.
Koperasi Bangun Bersama bahkan sudah bisa memberikan modal hingga puluhan juta rupiah untuk satu pembatik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: